Herbarium
I.
Tanggal Praktikum : 01
April 2016
II.
Judul Praktikum : Herbarium
III.
Tujuan Praktikum :
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa
mampu untuk dapat mengetahui cara-cara membuat herbarium
IV.
Dasar Teori :
Herbarium dikoleksi sebagai specimen awetan tumbuhan
biasanya disusun berdasarkan skema klasifikasinya. Dipakai sebagai referensi
untuk mengecek identifikasi spesimen yang baru dikoleksi, sebagai buatan dalam
pengajaran dan data untuk meneliti (Jonas, 2010: 225).
Herbarium masa kini memiliki berbagai fungsi,
yaitu sebagai pusat dokumentasi, pusat penyimpanan data, pusat pendidikan
sebagai laboratorium, serta menunjang kegiatan pengiklanan dan penempatan
sumber daya hayati (Akbar, 2007: 89).
Suatu tanaman yang sudah kering sedikit atau
banya adalah selalu bersifat hygroscopic, yaitu akan mudah sekali
terserang jamur oleh karena itu usahakan menyimpan herbarium ditempat yang
kering dan dijemur koleksi tersebut sekali-kali di bawah terik matahari (Abidin,
2006: 57).
V.
Alat dan Bahan :
A.
Alat
-
Alat tulis menulis
-
Kertas pengamatan
-
Kertas koran
-
Gunting
-
Selotip
B.
Bahan
1.
Tanaman yang mau diherbarium
2.
Alcohol
3.
Air
VI.
Cara kerja :
1.
Disisipkan kertas koran yang telah diberi nomor sheet bagian kanan dan
material herbarium yang akan diplak
2.
Semua bagian spesimen diusahakan satu halaman kertas karton disusun
dengan posisi seimbang
3.
Material disusun tidak tumpang dan harus menampakkan kuncup, kedua
permukaan daun dan bagian yang penting pada tumbuhan tersebut
4.
Material yang kecil dapat dimasukkan kedalam amplop dan dilem dibagian
tengah kertas
5.
Ujung yang runcing (duri atau cabang yang menonjol) dirapikan agar tidak
merusak material herbarium
VIII.
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa herbarium
merupakan material yang diawetkan disebut juga dengan spesimen herbarium. Orang
yang pertama membuat herbarium adalah Lucca Ghini (1490-1556). Menurut cara
pengawetan, terdapat dua macam tipe yaitu herbarium dan juga herbarium kering.
Cara melakukan herbarium basah dengan
pengawetan 70% alkohol. Koleksi basah adalah proses penyimpanan material dalam
media larutan supaya spesimen tetap awet. Sedangkan praktikum kemarin membahas
herbarium kering yaitu dilakukan seperti langkah-langkah yang telah dipelajari
pada praktikum kemarin.
Pada saat ini, herbarium bukan hanya sekedar spesimen tumbuhan yang
diawetkan melainkan juga suatu kegiatan botani tertentu yaitu sebagai sumber
informasi dasar bagi ahli taksonomi tumbuhan dan juga ilmu yang lain.
Herbarium masa kini digunakan atau berfungsi sebagai pusat referensi,
pusat dokumentasi, pusat penyimpanan data, pusat pendidikan sebagai
laboratorium, serta penunjang kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
hayati. Selain itu juga sebagai sumber informasi bidang penelitian dan ilmu
pengetahuan terutama penyebaran takson yang akan diteliti.
Tumbuhan yang dijadikan herbarium harus dalam kondisi utuh dan lengkap
dengan semua organnya. Terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Tidak boleh
kurang pada satu organ pun. Pada proses pengeplakan harus menunjukkan semua
sisi tumbuhan, daun harus menunjukkan sisi depan dan belakangnya begitu juga
dengan bagian yang lain. Pengeplakan juga harus mengikuti aturan, tidak boleh
melebihi tempat yang disediakan, harus disusun sesuai dan berurutan.
Adapun proses pembuatan herbarium itu sendiri yaitu diambil tumbuhan yang
akan diherbariumkan yaitu tumbuhan bribil (Galinsoga parviflora) kemudian
dibersihkan bagian-bagian tersebut lalu disortir bagian-bagian yang masih
bagus, kemudian disemprot alkohol dan ditempel pada kertas koran dan kemudian
ditutup. Pemberian sublimat (alkohol) berfungsi agar spesimen tahan terhadap
serangga-serangga perusak. Lalu disimpan pada tempat pengepresan yang letaknya
jauh dari air minimal 7 hari. Pengeplakan (mounting) merupakan proses penempelan
material yang sudah dikeringkan pada kertas plak. Pengepresan dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari bagian-bagian spesimen yang bergulung atau berlipat,
sehingga tampak jelas seluruh bagiannya dan rapi.
IX.
Kesimpulan
1.
Herbarium merupakan material yang diawetkan.
2.
Orang yang pertama membuat herbarium yaitu Lucca Ghini (1490-1556).
3.
Herbarium dapat juga disebut spesimen yang telah dikeringkan dan juga
yang telah dipress.
4.
Herbarium dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu herbarium kering dan
herbarium basah.
5.
Herbarium basah dilakukan dengan cara disimpan dalam pengawetan alkohol
yang direndam.
6.
Herbarium kering yaitu dengan cara pengeringan matahari dan pengepresan
7.
Herbarium berfungsi sebagai pusat referensi, pusat dokumentasi, pusat
penyimpanan data, pusat pendidikan sebagai laboratorium, serta penunjang
kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati.
8.
Pengepresan dilakukan dengan tujuan untuk menghindari bagian-bagian
spesimen yang bergulung atau berlipat, sehingga tampak jelas seluruh bagiannya
dan rapi.
9.
Pemberian sublimat (alkohol) berfungsi agar spesimen tahan terhadap
serangga-serangga perusak.
10. Pengeplakan (mounting)
merupakan proses penempelan material yang sudah dikeringkan pada kertas plak.
X.
Daftar Rujukan :
Abidin, Z. 2006. Dasar Pengetahuan Ilmu
Taksonomi. Bandung: Angkasa.
Akbar, Z. 2007. Eksplorasi dan Studi
Keanekaragaman Suatu Tumbuhan Yang Diherbariumkan Bagi Perkuliahan Botani
Tumbuhan Tinggi. Jurnal Biologi Inndonesia. Vol.9(2): 89-96.
Jonas. 2010. Analisis Keanekaragaman Semua
Jenis Tumbuhan Yang Diherbariumkan di Kabupaten Pesa. Jurnal Biologi FMIPA
Universitas Lampung. Vol.6(1): 225-230.
Klasifikasi
1.
Bribil
No comments: