Reaksi Uji Lipida (Uji Ketidak Jenuhan)
I.
Tanggal Praktikum : 27
Maret 2015
II.
Judul Praktikum : Reaksi
Uji Lipida (Uji Ketidak Jenuhan)
III.
Tujuan Praktikum :
Mahasiswa
dapat mengetahui beberapa sifat lipida terhadap beberapa reaksi tertutup.
IV.
Dasar Teori :
Karena
hidroksil yang polar pada gliserol dan karbohidrat yang polar pada asam lemak
terikat pada ikatan ester, triasil gliserol non polar, adanya molekul-molekul
hidrofobik, maka atas dasar itulah lemak tidak larut dalam air. Lipid-lipid
memiliki gravitasi yang lebih rendah daripada air (Nelson dan Cox, 2008: 346).
Pada suhu ruang, molekul-molekul
lemak jenuh seperti mentega terpaket erat bersama membentuk padatan. Pada suhu
ruang, molekul-molekul lemak tak jenuh seperti minyak zaitun tidak dapat
terpaket cukup erat bersama untuk membentuk padatan karena kekakuan pada ikatan
hidrokarbon asam lemaknya (Campbell, 2008:75).
Penelitian
terhadap minyak goreng menunjukkan bahwa pemanasan minyak goreng yang
berlebihan dapat meningkatkan sifat karsinogen yang ditunjukkan dalam tes
pertumbuhan dan reproduksi hewan. Radikal peroksi yang ada dalam minyak juga
dapat menyebabkan kerusakan DNA, sedangkann hidrolisis gliserol menghasilkan
akrolein yang menimbulkan rasa gatal di tenggorokan (Handoko, 2009:121).
V.
Alat dan Bahan :
A.
Alat
-
Alat tulis menulis
-
Tabung reaksi
-
Pemanas
-
Pipet tetes
B.
Bahan
-
Minyak kelapa
-
Minyak malinda
-
Kloroform
-
Larutan iodin
VI.
Cara kerja :
1. Kedalam tabung reaksi kering yang berbeda,
dimasukkan 1 mL minyak kelapa, 1 mL minyak malinda
2. Lalu kedalam tabung tersebut ditambahkan 1 mL
kloroform untuk melarutkan lemak.
3. Pada tabung yang lain, dimasukkan 1 mL
kloroform sebagai blanko.
4. Selanjutnya dalam semua tabung diteteskan
larutan iodin sehingga terlihat warna yang permanen.
5. Dicatat jumlah tetesan yang diperlukan pada
setiap tabung.
VII.
Hasil
Pengamatan :
No.
|
Bahan Makanan
|
Direaksikan dengan iodin
|
Kesimpulan
(Jumlah tetesan)
|
|
Sebelum
|
Sebelum
|
|||
1
|
Kloroform
|
Bening
|
Merah bata
|
28 tetes
|
2
|
Minyak kelapa
|
Keruh
|
Merah bata
|
20 tetes
|
3
|
Minyak malinda
|
Kuning emas
|
Merah bata
|
30 tetes
|
Pertanyaan :
1.
Tabung mana yang paling
banyak memerlukan larutan iodin untuk menimbulkan larutan yang permanen?
Mengapa demikian?
Jawaban : minyak malinda,
karena jumlah ikatan rangkapnya lebih banyak sedangkan jumlah tetesan
berbanding lurus dengan jumlah ikatan rangkap.
2.
Mengapa diperlukan blangko
dalam percobaan di atas?
Jawaban
: sebagai larutan perbandingan, karena kloroform juga digolongkan sebagai asm
lemak.
3.
Bagaimana warna yang
ditimbulkan setelah diberikan larutan iodin?
Jawaban
: warna yang ditimbulkan tergantung kedalam larutan apa diteteskan dan berapa
banyak tetesannya. Pada hasil akhir semua larutan menghasilkan warna merah bata.
4.
Bagaimana reaksi masuknya
iodin ke dalam rantai asam lemak tidak jenuh tubuh?
Jawaban
: iodin memutuskan ikata rangkap pada asam lemak tak jenuh, kemudian berikatan
dengan asam lemak, sehingga jumlah ikatan rangkap asam lemak tersebut menjadi
berkurang.
5.
Sebutkan salah satu asam
lemak tidak jenuh yang saudara ketahui!
Jawaban : asam oleat, asam
linoleat, asam palmitoleat, asam erusat, asam arachidonat, dan lainnya yang
terdapat pada mentega, sayuran dan ikan.
VIII. Pembahasan :
Dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa asam lemak adalah asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon. Asam lemak tidak terdapat secara bebas atau
berbentuk tunggal tetapi dalam bentuk terikat secara kovalen pada berbagai
kelas lipid. Untuk mengetahui atau menentukan adanya ikatan asam lemak yang
jenuh yang terdapat pada lipida dapat dilakukan dengan cara salah satunya
memberikan larutan iodin.
Praktikum
uji ketidak jenuhan dilakukan untuk menyatakan adanya ikatan tak jenuh dalam
suatu lemak. Pada prinsipnya, asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap. Asam lemak ini dapat diadisi oleh ikatan halogen yaitu
yang unsur-unsurnya Fluorin, Clorin, Bromin, Iodin. Adisi maksudnya adalah mengikat
salah satu molekul halogen.
Pada
percobaan ini reaksi adisi yang dilakukan adalah dengan penambahan iodin. Iodin
akan memutuskan ikatan rangkap yang terdapat pada molekul zat, kemudian iodin
tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi
adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkuran atau
menjadi tidak ada sama sekali (jika teradisi semuanya oleh iodin).
Minyak
kelapa terlebih dahulu larut sedangkan minyak malinda belum sempurna terlarut
atau lebih lama terlarut. Fungsi kloroform adalah untuk melarutkan lemak,
sedangkan fungsi iodin adalah memutuskan ikatan rangap pada minyak kelapa dan
minyak malinda sehingga minyak tersebut dapat berubah dari asam lemak tak jenuh
menjadi asam lemak jenuh. Blanko digunakan sebagai pembanding atau pengontrol.
Pada
11 tetes pertama semua larutan menunjukkan adanya perubahan warna. Ketika
ditambah menjadi 16 tetes iodin, perubahan warna yang terjadi semakin tebal.
Selanjutnya pada 20 tetes iodin, perubahan warna juga semakin tebal dan minyak
kelapa menunjukkan perubahan warna yang sangat tampak yaitu warna merah bata.
Ketika memasuki 28 tetes iodin, larutan yang menunjukkan perubahan warna yang
sangat tampak yaitu kloroform berwarna merah bata. Sedangkan larutan yang
paling lama terbentuk warna merah bata adalah minyak malinda yaitu pada 30
tetesan iodin.
Semakin
banyak ikatan rangkap yang harus diputuskan, maka semakin banyak larutan iodin
yang dibutuhkan. Pada percobaan yang dilakukan, yang paling banyak membutuhkan
tetesan larutan iodin adalah minyak malinda. Minyak malinda membutuhkan banyak
larutan iodin karena mempunyai banyak ikatan rangkap yang harus diputuskan
untuk menjadi asam lemak jenuh.
Dengan
adanya reaksi tersebut, maka warna larutan iodin akan hilang. Pada minyak
kelapa, minyak malinda dan kloroform memberikan hasil positif yaitu dengan
hilangnya warna iodin. Hal ini berarti pada ketiga larutan tersebut terdapat
ikatan tak jenuh (ikatan rangkap) sehingga dengan penambahan larutan iodin,
terjadi reaksi adisi yang menyebabkan hilangnya warna iodin.
IX.
Kesimpulan :
1.
Uji ketidak jenuhan dilakukan
untuk membuktikan ikatan tak jenuh dalam suatu lemak.
2.
Asam lemak tak jenuh memiliki
ikatan rangkap yang dapat diadisi oleh golongan halogen.
3.
Adisi artinya pengikatan satu
molekul halogen.
4.
Blanko berfungsi sebagai
larutan pembanding atau pengontrol.
5.
Kloroform berfungsi untuk
melarutkan lemak.
6.
Larutan iodin berfungsi unutk
memutuskan ikatan rangkap (adisi).
7.
Iodin memutuskan ikatan pada
molekul zat, dan akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap rangkap tersebut.
8.
Reaksi adisi mengakibatkan
ikatan rangkap pada suatu rantai menjadi berkurang atau tidak ada sama sekali.
9.
Perubahan warna pada minyak
kelapa terjadi pada tetesan ke 20 dengan terbentuk warna merah bata.
10. Perubahan warna pada kloroform terjadi pada
tetesan ke 28 dengan terbentuk warna merah bata.
11. Perubahan warna pada malinda terjadi pada
tetesan ke 30 dengan terbentuk warna merah bata.
12. Semakin banyak ikatan rangkap yang harus
diputuskan, semakin banyak tetesan larutan iodin yang dibutuhkan.
13. Pada semua larutan, percobaan memperoleh hasil
positif ditandai dengan hilangnya warna iodin.
X.
Daftar Rujukan :
Campbell., Neil A. 2008. Biology Eight
Edition. San Fransisco: Benjamin cummings.
Handoko, S, D. 2009. Peningkatan
Kualitas Minyak Jelantah Menggunakan Adsorben H5-NZA dalam Reaktor
Sistem Fluid Fired Bed. Jurnal Ilmu Dasar.
Vol 10 (02): 121-32.
Nelson, David L dan Cox Michael M. 2008. Lehninger
principles of Biochemistry Fifth Edition. New York: W. H. Freeman and company.
No comments: