Reaksi Uji Lipida (Uji Akrolein)
I.
Tanggal Praktikum : 10
April 2015
II.
Judul Praktikum : Reaksi
Uji Lipida (Uji Akrolein)
III.
Tujuan Praktikum :
Mahasiswa
dapat mengetahui beberapa sifat lipida terhadap beberapa reaksi tertutup.
IV.
Dasar Teori :
Lemak
tersusun atas dua jenis molekul yang lebih kecil, yaitu gliserol dan asam
lemak. Gliserol adalah sebuah alkohol dengan tiga atom karbon yang
masing-masing berikatan dengan sebuah gugus hidroksil. Satu asam lemak memiliki
sebuah kerangka karbon panjang, biasanya terdiri atas 16 sampai 18 atom karbon
(Campbell, 2008: 75).
Uji akrolein merupakan uji yang
bertujuan untuk menunjukkan ada atau tidaknya
akrolein dan gliserol. Ketika lemak dipanaskan dan terdehidrasi, maka akan
ditemukan akrolein yang memiliki bau lemak terbakar dengan asap putih (Jalip, 2008:
10).
Lipid
(lemak) dikelompokkan menjadi senyawa lipid sederhana dan komplek. Senyawa
lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh
larutan asam atau basa, sedangkan senyawa lipid komplek meliputi kelompok
senyawa yang mudah terhidrolisis menjadi zat yang lebih sederhana (Darmayasa,
2008: 123).
V.
Alat dan Bahan :
A.
Alat
-
Alat tulis menulis
-
Tabung reaksi
-
Pemanas
-
Pipet tetes
B.
Bahan
-
Gliserol
-
Minyak kelapa yang sudah
dipakai
-
Minyak malinda
-
KHSO4 (solid)
VI.
Cara kerja :
1. Dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
2 mL gliserol, minyak kelapa dan minyak malinda
2. Ke dalam tiap-tiap tabung rekasi tersebut
ditambahkan 1 gram KHSO4 (yang telah digerus terlebih dahulu)
3. Setelah itu diaduk hingga merata, lalu
dipanaskan di atas api, mula-mula api kecil selanjutnya dengan api yang besar
4. Diperhatikan bau akrolein yang terbentuk dan
berupa asap putih
5. Dibandikan bau akrolein dengan bau SO2
yang terbentuk dari karbohidrat
VII.
Tabel Pengamatan :
No.
|
Bahan Makanan
|
Mula-mula
|
Dipanaskan
|
Akrolein
|
SO2
|
Kesimpulan
|
1
|
Gliserol
|
Bening
|
Keruh
|
Bau
|
Ada
|
+
|
2
|
Minyak kelapa
|
Keruh
|
Coklat Muda
|
Bau
|
Ada
|
+
|
3
|
Minyak malinda
|
Kuning keemasan
|
Coklat Tua
|
Bau
|
Ada
|
+
|
Disetujui
Asisten Meja
Pertanyaan :
1.
Mengapa uji akrolein dapat
digunakan untuk pengujian kwalitas lipida?
Jawaban : karena melibatkan H2SO4
sebagai pendehidrasi. Dehidrasi rantai asam lemak membentuk aldehid
akrilat/akrolein yang reaksinya menimbulkan bau tengik. Semakin panjang rantai
asam lemak, baunya semakin tengik. Sehingga dapat diketahui dari berbagai bahan
makanan, yang mana paling panjang rantai asam lemaknya dan yang mana paling
tidak bagus bahan yang diuji yaitu minyak malinda. Dan juga karena, uji
akrolein terdapat indikator yang dapat mengoksidasi bau yang terdapat pada
bahan percobaan.
VIII. Pembahasan :
Dari
hasil pengamatan dapat dilihat bahwa lipida/lemak adalah senyawa yang tidak
larut dalam air. Lipid larut dalam zat pelarut organik. Seperti alkohol, eter,
benzol dan kloroform. Lipid merupakan senyawa yang banyak terdapat di alam yang
dapat diperoleh dengan jalan ekstraksi bahan-bahan alam baik berupa tumbuhan
maupun hewan. Jika dilihat dari strukturnya, lipida tersusun atas rantai
hidrokarbon yang panjang. Lipid tersusun atas satu molekul gliserol dan tiga
molekul asam lemak. Tiap asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon dengan
gugus karboksil di ujungnya. Molekul gliseol memiliki tiga gugus hidroksil dan
tiap gugus hidroksil ini dapat mengadakan interaksi dengan gugus karboksil asam
lemak. Dalam proses ini dilepaskan molekul air, dan asam lemak menjadi terikat
pada molekul gliserol.
Uji
akrolein untuk gliserol merupakan uji terhadap gliserol yang tergantung pada
dehidrasi dan oksidasi gliserol sehingga terbentuk senyawa akrolein dengan
bantuan KHSO4. Apabila gliserol dicampur dengan KHSO4 dan
dipanaskan dengan hati-hati, akan timbul bau khas yang tajam seperti bau lemak
yang terbakar yang disebabkan oleh terbentuknya akril aldehida. Oleh karena
timbulnya bau yang tajam itu, akrolein mudah diketahui dan reaksi ini telah
dijadikan reaksi untuk menentukan adanya gliserol seperti lemak dan minyak.
Karena minyak juga banyak mengandung gliserol.
Pada
uji kali ini, menggunakan minyak kelapa, minyak malinda dan gliserol. Percobaan
ini dilakukan untuk mengetahui sifat lipida yang diuji melalui bau yang
ditimbulkan oleh bahan yang diuji. Ketika minyak malinda pada awal dipanaskan
dengan api sudah mulai tercium bau kemudian setelah lama dipanaskan bau yang
tercium semakin bertambah tajam.
Perubahan warna pada minyak malinda adalah mula-mulanya berwarna kuning
keemasan ketika awal dipanaskan mengalami perubahan menjadi warna coklat hingga
akhirnya berwarna coklat tua. Pada minyak malinda terdapat banyak endapan KHSO4.
Uji pada minyak malinda menunjukkan hasil positif karena terdapatnya asap putih
dan bau tengik yang tajam.
Selanjutnya
minyak kelapa, pada awal dipanaskan dengan api juga sudah mulai tercium bau dan
setelah lama dipanaskan bau yang tercium semakin bertambah tajam. Perubahan warna pada minyak kelapa adalah
mula-mulanya berwarna keruh ketika awal dipanaskan mengalami perubahan menjadi
warna coklat hingga akhirnya berwarna coklat muda. Pada minyak malinda juga
terdapat endapan KHSO4 namun tidak sebanyak pada minyak malinda. Uji
pada minyak kelapa juga menunjukkan hasil positif karena terdapatnya asap putih
dan bau tengik yang tajam.
Pada
pengujian gliserol, awal dipanaskan
dengan api juga sudah mulai tercium bau dan setelah lama dipanaskan bau yang
tercium juga semakin bertambah tajam.
Perubahan warna pada gliserol adalah mula-mulanya bening ketika awal
dipanaskan mengalami perubahan menjadi keruh hingga akhirnya menjadi sangat
keruh. Pada gliserol tidak terdapat endapan KHSO4 seperti pada
minyak kelapa dan minyak malinda. Uji pada gliserol ini juga menunjukkan hasil positif karena
terdapatnya asap putih dan bau juga bau meskipun tidak terlalu tajam.
Lemak
yang terkandung didalam minyak malinda lebih banyak dari pada lemak yang
terkandung di dalam minyak kelapa dan gliserol. Kandungan lemak juga
mempengaruhi bau yang akan ditimbulkan atau yang dihasilkan. Ketika proses
pemanasan pada minyak kelapa dan minyak malinda terjadi pembentukan asam lemak.
X.
Kesimpulan :
1.
Lipid merupakan senyawa yang
banyak terdapat di alam yang dapat diperoleh dengan jalan ekstraksi bahan-bahan
alam baik berupa tumbuhan maupun hewan.
2.
Jika dilihat dari
strukturnya, lipida tersusun atas rantai hidrokarbon yang panjang.
3.
Lipid adalah senyawa organik
yang tidak larut dalam air. Namun larut dalam alkohol, eter, benzol dan
kloroform.
4.
Lipid terdiri atas satu
molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak.
5.
Uji akrolein adalah uji
terhadap gliserol yang mengalami dehidrasi sehingga terbentuk senyawa akrolein
dengan bantuan KHSO4.
6.
Pengunaan KHSO4 berfungsi
untuk mempercepat reaksi.
7.
Minyak malinda dipanaskan
dengan api menimbulkan bau tengik dan semakin lama menjadi tajam serta warnanya
dari kuning keemasan berubah menjadi coklat tua.
8.
Minyak kelapa dipanaskan
dengan api menimbulkan bau tengik dan semakin lama menjadi tajam serta warnanya
dari keruh menjadi coklat muda.
9.
Gliserol dipanaskan dengan
api menimbulkan bau yang tidak terlalu tengik serta warnanya dari bening
menjadi keruh.
10. Lemak yang terkandung didalam minyak malinda
lebih banyak dari pada lemak yang terkandung di dalam minyak kelapa dan
gliserol.
11. Kandungan lemak juga mempengaruhi bau yang akan
ditimbulkan atau yang dihasilkan.
12. Pada saat proses pemanasan pada minyak kelapa
dan minyak malinda terjadi pembentukan asam lemak.
XI.
Daftar Rujukan :
Campbell., Neil A. 2008. Biology Eight
Edition. San Fransisco: Benjamin cummings.
Darmayasa, G, B. 2009. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Pendagradasi Lipid (Lemak) Pada Beberapa Tempat Pembuangan
dan Es dari Dam Denpasar. Jurnal Bumi Lestari.
Vol 8 (2): 122-127.
Jalip, Is. 2008. Penuntun Praktikum
Kimia Organik. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
No comments: