Kelas Amphibia



I.                   Tanggal Praktikum  :  28 Maret 2016

II.                Judul Praktikum       : Kelas Amphibia

III.             Tujuan Praktikum    :
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan mampu untuk mempelajari amphibia yang penting untuk diidentifikasi

IV.             Dasar Teori                :
Amfibi terdiri dari tiga bangsa yakni Caudata,Gymnophiona, dan Anura. Sebagian besar Amfibi di Indonesia terdiri dari Anura. Hampir seluruh Anura yang telah dewasa merupakan karnivora sedangkan berudunya herbivora. Anura dewasa memangsa cacing, larva, berbagai jenis hewan dari golongan Arthropoda, uang kecil, ikan kecil, hingga kerang (Izza, 2014: 103).
Jenis yang ditemukan selama pengamatan sebanyak 18 jenis Amfibi dari 6 familia dengan total 357 individu. Keenam familia tersebut yaitu familia Ranidae (7 jenis dengan 175 individu), Bufonidae (3 jenis dengan 28 individu), Dicosglossidae (1 jenis dengan 36 individu), Rhacophoridae (3 jenis dengan 22 individu), Megophryidae (3 jenis dengan 95 individu), Microhydae (1 jenis dengan 1 individu) (Yani, 2015: 17).
Jumlah kromosom bangsa Anura (Amfibi) yang diteliti terdiri atas: L cf. Grunniens dan L cf. Modestus dengan jumlah kromosom diploid (2n) adalah 24, R (Hylarana) chalconata, F cancrivora dengan jumlah kromosom diploid (2n) 26, P celebensis dengan jumlah kromosom diploid (2n) 22, B celebensis dan B biporcatus dengan jumlah kromosom diploid (2n) 22 (Nasaruddin, 2009: 78).

V.                Alat dan Bahan         :
A.    Alat
-       Alat tulis menulis
-       Alat bedah
B.       Bahan
1.    Bufo sp
2.    Rana sp

VI.             Cara kerja                 :
1.    Diambil preparat yang telah disediakan dan diperhatikan bagian tubuh
2.    Digambar morfologi dan dideskripsikan
3.    Diberi keterangan bagian-bagian tubuh dari Rana sp dan Bufo sp
4.    Digambar dan dibandingkan struktur gelang bahu dan gelang panggul dari Rana sp dan Bufo sp

VIII.       Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap hewan dari kelas amfibia. Amfibia merupakan kelas vertebrata yang dikenal hidup di dua tempat yaitu di darat dan di air. Hal ini dikarenakan amfibia mengalami 2 (dua) fase kehidupan yaitu fase hidup di air dan fase hidup di darat. Pada saat hidup di fase air amfibi bernafas dengan insang dan bergerak dengan cara berenang. Setelah pindah ke habitat di fase darat amfibi menggunakan paru-paru untuk bernafas sebagai pengganti insang dan nares untuk pengambilan gas-gas pernafasan dan alat gerak yaitu kaki mulai tumbuh dan berkembang.
Amfibi diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ordo yaitu apoda, anura dan urodela. Ordo apoda adalah bangsa amfibia yang tidak memiliki kaki contohnya yaitu cecilia. Ordo anura merupakan bangsa amfibia yang tidak berekor contohnya termasuk katak (Rana sp) dan kodok (Bufo sp). Ordo urodella adalah amfibi yang tubuhnya terdiri atas kepala, badan dan ekor contohnya yaitu salamander.
Pada praktikum yang telah dilakukan dipelajari bagian-bagian tubuh dari amfibi. Preparat yang dipergunakan adalah dari ordo anura yaitu katak (Rana sp) dan kodok (Bufo sp). Perbedaan katak (Rana sp) dan kodok (Bufo sp) adalah bahwa katak memiliki tubuh yang lebih langsing dibandingkan dengan kodok. Katak juga memiliki kaki yang lebih panjang dibandingkan kodok, serta warna tubuh katak lebih cerah dibandingkan kodok. Sebagian kodok juga ada yang beracun.
Ciri umum tubuh katak dan kodok adalah terdapat kepala berbentuk segitiga dengan mulut yang lebar seperti bulan sabit dan terdapat sepasang lubang hidung dekat mulut. Kodok berbadan bulan dan tidak terdapat tonjolan pada punggung sedangkan katak berbadan langsing dan terdapat tonjolan pada punggung. Kaki-kaki depan umumnya dengan 4 buah jari, sedangkan kaki-kaki belakang dengan 5 buah jari. Diantara jari-jari terdapat selaput tipis yang disebut membran natatori berfungsi sebagai selaput untuk memudahkan dalam berenang.
Mata besar dan bulat dengan kelopak mata atas yang tebal dan berdaging dan kelopak mata bawah yang tipis dan keduanya tidak dapat digerakkan. Didalamnya terdapat kelopak mata ketiga yang berupa selaput tipis disebut membran nictitan yang berfungsi melindungi mata saat di dalam air dan menjaga kelembaban mata. Selain itu dibelakang mata terdapat membran timpani yang berfungsi untuk membantu pendengaran pada amfibia.
Katak dan kodok sama-sama memiliki kulit yang selalu basah dan lembab, berbintil-bintil dan tidak bersisik. Namun pada katak lebih lembab dan licin dibandingkan kodok yang sedikit kering dan terasa kasar karena kodok lebih suka di tempat yang sedikit kering. Warna kulit katak (Rana sp) ditentukan oleh kromatophore pada kelenjar kulit, yang mengandung pigmen hitam atau coklat yang disebut melanophore, sedangkan yang mengandung pigmen merah, kuning dan orange disebut lipophore.

IX.             Kesimpulan
1.        Amfibia merupakan kelas vertebrata yang dikenal hidup di dua tempat yaitu di darat dan di air.
2.        Amfibia mengalami 2 (dua) fase kehidupan yaitu fase hidup di air dan fase hidup di darat.
3.        Amfibi diklasifikasikan ke dalam 3 ordo yaitu apoda, anura dan urodela.
4.        Ordo apoda adalah bangsa amfibia yang tidak memiliki kaki contohnya yaitu cecilia.
5.        Ordo anura merupakan bangsa amfibia yang tidak berekor contohnya termasuk katak (Rana sp) dan kodok (Bufo sp).
6.        Ordo urodella adalah amfibi yang tubuhnya terdiri atas kepala, badan dan ekor contohnya yaitu salamander.
7.        Perbedaan katak (Rana sp) dan kodok (Bufo sp) adalah katak memiliki tubuh yang lebih langsing dibandingkan dengan kodok, kaki yang lebih panjang, serta warna tubuh katak lebih cerah dibandingkan kodok.
8.         Kaki-kaki depan umumnya dengan 4 buah jari, sedangkan kaki-kaki belakang dengan 5 buah jari.
9.        Diantara jari-jari terdapat selaput tipis yang disebut membran natatori berfungsi sebagai selaput untuk memudahkan dalam berenang.
10.    Terdapat kelopak mata ketiga berupa selaput tipis disebut membran nictitan berfungsi melindungi mata saat di dalam air dan menjaga kelembaban mata.

X.                Daftar Rujukan         :
Izza, Qothrun., Nia, Kurniawan. 2014. Eksplorasi Jenis-jenis Amfibi di Kawasan OWA Cangar dan Air Terjun Watu Ondo, Gunung Welirang, TAHURA R. Soerjo. Jurnal Biotropika. Vol.2(2): 103-108.

Nasaruddin. 2009. Ekstrak Kariotip Tujuh Spesies Amfibi (Ordo Anura) dari Sulawesi Tenggara. Jurnal Veteriner Juni. Vol.10(2): 77-86.

Yeni, Ahmad., Syafruddin, Said. 2015. Keanekaragaman Jenis Amfibi Ordo Anura di Kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari. Vol.3(1): 15-20.

No comments:

Powered by Blogger.