Tipe-Tipe Telur
Makalah
Tipe-Tipe Telur
Oleh
Nama : Sofia Lailatur Rahmah
Meja : 01
Asisten Meja : Risa Rianda
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyusun makalah ini.
Salawat dan salam kepada pangkuan alam Nabi besar Muhammad Saw. Yang telah
membawa umat manusia ke alam ilmu
pengetahuan. Pada kesempatan ini, penulis telah menyelesaikan makalah yang
berjudul “Tipe-Tipe Telur”
Terima kasih penulis ucapkan
kepada Asisten Meja Kelompok 3 kakak Risa Rianda. yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam melakukan penyusunan makalah hingga dapat
menyelesaikan makalah tentang Tipe-Tipe Telur. Apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah, penulis memohon maaf atas hal yang berkenaan.
Demikianlah, semoga bisa menjadi
ini inspirasi dan pembelajaran lebih baik kedepan serta bermanfaat baik bagi
penulis sendiri maupun pembaca.
Darussalam, 25 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR...............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
3
1.3 Tujuan....................................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
4
2.1 Pengertian Telur .................................................................................................... 4
2.2 Tipe Telur Berdasarkan Banyaknya
Vitelus ......................................................... 6
2.3 Tipe Telur Berdasarkan Persebaran
Vitelus .......................................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
11
3.2 Saran....................................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang
dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal
dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan
makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai
sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino
paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam,
tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh
banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan.
Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan
mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur (Chartbet, 2013).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan
ovogenesis. Proses ini meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada
ovogenesis tidak ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada
spermatogenesis. Ovogenesis memasuki tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai
atau menjelang usia dewasa kelamin. Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi
sitoplasma oogonium bertambah banyak oleh kuning telur (deuplasma),
berkembangnya membran sel (zona pelusida), dan proliferasi sel-sel folikel
(Sukra 2000).
Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi,
dimana sel telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan
pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati
mikropil dan membuahi sel telur. Pada pembuahan ini terjadi pencampuran inti
sel telur dengan inti sel jantan. Kedua macam inti sel ini masing-masing
mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak satu set (Yatim, 1994).
Fertilisasi internal merupakan fertilisasi yang
berlangsung didalam tubuh hewan betina.Oleh karena itu, ovum dan sperma berada
dalam jarak yang sangat dekat didalam satu saluran kantung maka peluang untuk
terjadinya fertilisasi jauh lebih besar dibandingkan dengan fertilisasi
eksternal.Untuk mengantarkan spermatozoa kepada ovum didalam tubuh hewan
betina, diperlukan adaptasi organ-organ reproduksi baik pada hewan jantan
maupun hewan betina. Hewan jantan harus mempunyai organ untuk memasukan sperma
kedalam tubuh hewan betina ( penis) . Sementara itu hewan betina juga harus
mempunyai saluran atau kantung untuk menerima dan menyimpan sperma (Chartbet, 2013).
Bagian-bagian
telur yaitu, cangkang telur yang mempunyai
banyak pori untuk pertukaran udara. Di dalam cangkang terdapat selaput
tipis di salah
satu ujung telur, selaput tidak menempel pada cangkang sehingga
membentuk rongga udara.
Rongga Udara sebagai sumber oksigen bagi embrio. Albumen (putih telur) :
Berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari goncangan, bahaya lain, dan
sebagai cadangan makanan. Kuning Telur sebagai
persediaan makanan bagi embrio. Kalaza
(tali kuning telur) yang
berfungsi
untuk menahan kuning telur, supaya tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar
tetap berada di bagian atas kuning telur. Keping
Lembaga disebut
juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru (Anonim, 2012).
Lapisan korteks adalah lapisan plasma yang terletak
di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur
khusus yang berperan penting saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap
granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung
mukopolisakarida. Ukuran diameter granula korteks bervariasi. Contoh miliki
Echinodermata 0,8mm; milik
Amphibia 2 mm. pada
lapisan korteks Amphibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak
kehitaman (Slamet, 2000).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah
kuning telurnya (yolk), tersebarnya kuning telur yang ada di dalam sitoplasma.
Telur isolesital atau homolesital atau oligolesital adalah tipe telur yang
jumlah yolknya relatif sedikit dan tersebar merata di dalam ooplasma. Telur telolesital yaitu tipe
telur yang jumlah yolknya agak banyak dan penyebarannya tidak merata, yolk
terkumpul di wilayah kutub vegetal sehingga di wilayah kutub anima menandung
lebih banyak ooplasma, contoh telur Amfibia (Sukra, 2000).
1.2
Rumusan
Masalah
1)
Apa pengertian Telur?
2)
Bagaimana Tipe Telur Berdasarkan
Banyaknya Vitelus?
3)
Bagaimana Tipe Telur Berdasarkan
Persebaran Vitelus?
1.3
Tujuan
1)
Mengetahui pengertian telur
2)
Mengetahui tipe telur berdasarkan
banyaknya vitelus
3)
Mengetahui tipe telur berdasarkan
persebaran vitelus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Telur
Telur adalah salah satu makanan
yang paling mudah untuk ditemui di mana-mana. Baik itu telur dari ayam maupun
telur bebek. Tapi tahukah Anda? telur yang Anda biasa konsumsi sehari-hari
memiliki banyak manfaat dan kegunaan yang baik untuk tubuh, atau bisa juga
dimanfaatkan untuk kecantikan. Perlu diketahui, bahwa dokter dari USA sudah
meneliti dan kuning telur adalah bagian telur yang paling banyak mengandung zat
yang bermanfaat dibandingkan putih telur.
Telur dapat diklasifikasikan dengan tinjauan vitellus (lecith/yolk) dan
atas dasar lecith menjadi lecithal (mempunyai lecith) dan alecithal (tidak
mempunyai lecith. Berdasarkan penyebaran lecith dapat dibedakan menjadi
isolesital, dan telolesital. Sedangkan berdasarkan banyak sedikitnya lecith
atau yolk dapat dibedakan menjadi oligolecithal, polilecithal, dan megalecithal
(Tim Penyusun, 2014).
Yolk merupakan cadangan makanan untuk
perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein,
lipida, fosfolipida, dengan komposisi yang sangat
bervariasi. Pada vertebrata yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut
dalam bentuk terlarut oleh darah ke ovarium. Di ovarium yolk ditransfer oleh
sel-sel folikel ke dalam oosit untuk selanjutnya diproses oleh mitokondria
menjadi butir-butir yolk. Berdasarkan jumlah dan cara penyebaran yolk, telur
dibedakan atas beberapa tipe telur. Oosit membentuk beberapa macam selaput yang
berfungsi sebagai pelindung dan sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya
(Bambang, 2007).
Telur yang dihasilkan dari
pembuahan atau perkawinan dari berbagai hewan walaupun sudah berhasil dibuahi
masih masih memiliki peluang yang kecil untuk dapat berkembang pada
awal-awalnya yang masih memerlukan perlindungan, penyesuaian, dan makanan.
Telur yang bercangkang seperti ayam merupakan suatu adaptasi. Telur sendiri
terdiri atas sejumlah besar kuning telur dan sedikit sitoplasma. Stelah
fertilisasi dan masih dalam oviduk, telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumen
encer yang tebal (putih telur) dan cangkang dari kasium karbonat (Tim Penyusun,
2014).
Lapisan korteks adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam
membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan
penting saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks
diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran
diameter granula korteks bervariasi. Contoh miliki Echinodermata 0,8mm; milik Amphibia 2 mm. pada
lapisan korteks Amphibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak
kehitaman (Slamet, 2000).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan ovogenesis. Proses ini
meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada ovogenesis tidak ada
perubahan bentuk seperti yang terjadi pada spermatogenesis. Ovogenesis memasuki
tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai atau menjelang usia dewasa kelamin.
Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi sitoplasma oogonium bertambah banyak oleh
kuning telur (deuplasma), berkembangnya membran sel (zona pelusida), dan
proliferasi sel-sel folikel (Sukra, 2000).
Telur yang mempunyai beberapa
selaput yang satu sama lain berbeda asalnya. Lapisan yang dibentuk oleh ovarium
disebut dengan bungkus sekunder dan lapisan yang dibentuk oleh sel kelamin
betina disebut dengan bungkus tersier. Membran vitellina sejati adalah
kondensasi permukaan ooplasma. Membran ini temasuk bungkus primer dan dalam
perkembangan telur setelah fertilisasi sebagai bungkus embrio primer (Tim
Penyusun, 2014).
Telur megalesital adalah tipe telur yang mempunyai jumlah yolk yang
sangat banyak sehingga inti dengan sedikit ooplasma terdesak ke kutub anima.
Telur tipe ini berukuran besar karena kendungan yolknya, contoh telur pisces,
reptil, dan aves. Telur sentrolesital adalah tipe telur dengan yolknya
terkonsentrasi di tengah dan ooplasma tampak sebagi selaput tipis diwilayah
permukaan dengan pulau-pulau sitoplasma, contoh telur arthropoda. Sel telur
memiliki selaput pertama yaitu selaput vitelin yang sangat tipis dan dihasilkan
oleh sel telur. Pada waktu tejadi fertilisasi, selaput terangkat sehingga
membentuk selaput yang membungkus sel telur. Selaput sel telur yang berlangsung
berbatasan dengan disebut dengan zona pelusida, dan selaput telur disebelah
luar zona pelusida disebut korona radiata (Sukra, 2000).
2.2
Tipe
Telur Berdasarkan Banyaknya Vitelus
Berdasarkan banyaknya yolk
(vitelus) dalam sitoplasmanya telur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe,
diantaranya:
a. Telur Oligolesital: vitelus sedikit. Sel telur yang sedikit sekali atau hampir
tidak mengandung yolk. Keadaan ini dijumpai oleh sel telur dari bangsa mamalia
dan manusia.
b.
Telur Mesolesital: vitelus sedang. sel telur
yang mengandung cukup banyak yolk dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di
daerah vegetal. Keadaan ini pada sel telur dari bangsa amphibia dan pisces.
c. Telur Polilesital: vitelus banyak. sel telur yang mengandung banyak yolk dan
tertimbun pada salah satu area. Keadaan ini dijumpai pada sel telur dari bangsa
unggas dan sel reptil.
d. Telur Megalesital/telolesital ekstrem: jumlah yolk sangat
banyak sehingga inti dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur.
Telur tipe ini berukuran besar contohnya telur Aves, dan Reptil.
Berikut beberapa model tipe telur berdasarkan persebaran
vitelus secara berurutan :
a. Telur Oligolesital
Oleh
karena keadaan yolknya sedikit, maka perkembangan embrio sangat memerlukan
jaminan dari induknya. Karena itu, perkembangan embrio dari bangsa ini berada
didalam kandungan induk. Setelah berada dalam beberapa waktu tertentu induknya
melahirkan. Kecuali pada Amphioxus, sebagai hewan pantai yang sedikit mengandung
yolk pada sel telurnya.
b. Telur Mesolesital
Sel-sel
telur yang dikeluarkan dari induknya masih belum mengalami fertilisasi, karena
itu sekali pun sel-sel telur itu telah dikeluarkan dari tubuh induknya, tidak
akan dapat berkembang menjadi individu baru sebelum mengalami fertilisasi.
c. Telur Polilesital
Perkembangan
zygot dari sel telur jenis ini dari telur sampai menjadi anak berada dalam sel
telur dan sama sekali tidak mendapatkan makanan dari induknya, karena
persediaan makanan (yolk) dapat mencukupi kebutuhan bakal anak tersebut.
d. Telur Megalesital: vitelus lebih banyak
(sangat banyak)
Gambar 1. Tipe telur
Megalesital.
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-04kawzpA62c/UV59yVGejgI/AAAAAAAAQ8/77Y36uEfaW0/s1600/megalesital.JPG)
Telur diatas termasuk tipe
telur megalesital. Sangat terlihat dimana jumlah yolk sangat banyak sehingga
inti dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur. Sehingga inti sel
sangat berdekatan dengan membran sel. Telur tipe ini berukuran besar, contoh
telur dengan tipe ini adalah telur Aves dan telur Reptil.
2.3
Tipe
Telur Berdasarkan Persebaran Vitelus
Berdasarkan persebaran atau distribusi
yolk (vitelus) dalam sitoplasmanya telur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe,
diantaranya:
a. Telur Sentrolesital: yolk terhimpun pada bagian dalam dari
telur dan sitoplasma terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan
pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh tipe telur ini yaitu telur
Arthropoda.
b. Telur Isolesital: jumlah yolk relatif sedikit dan tersebar
merata di daerah sitoplasma telur. Contohnya telur Echinodermata, Amphioxus,
dan Mamalia.
c. Telur Telolesital: jumlah yolk relatif banyak dan tersebar
di sitoplasma pada daerah kutub vegetatif.
Berikut beberapa model tipe
telur berdasarkan persebaran vitelus secara berurutan :
a. Telur Sentrolesital
Gambar 2. Tipe telur
Sentrolesital.
(Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkdbKYYT2XNOvPcDYpVpc8gSz6pFxIMul08nhzuecU7NUEZVinioMppqS3IFbZ_s6GqFAwTAXQi5xbFDAa8Un1Okd1pYam9FZV0ed5ziyAZ6SD9zgg-QbbnChocoOrjEvxbZdRL8pjNNk/s1600/sentrolesital.JPG)
Telur ini termasuk tipe
telur centrolesital. Dimana yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan
sitoplasma terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan
pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh telur tipe ini adalah telur
Arthropoda.
b. Telur Isolesital
Gambar 3. Tipe telur
Isolesital.
(Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpH_gwau9iU5zviv3pXec7fAWDijd2d47VLJFva9y2ar7TXFxzCtXqXQr2CWHdvzQHytltNfP_xBwD35zRVJ_nK1U2Ljmn4RKI9NrlAc7vw2fknWuC0fUeHvaX6pXpvtn7lWN9G-8AgUc/s1600/isolesital.JPG)
Gambar telur diatas termasuk
tipe telur isolesital. Dimana jumlah yolk relatif tersebar merata di
daerah sitoplasma telur. Contoh telur tipe ini adalah telur Echinodermata,
Amphioxus, dan telur Mamalia.
c. Telur Telolesital
Gambar 4. Tipe telur
Telolesital.
(Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTTzJDVqV_XAw8vAaYltKxDQt_XSQf5DhJbkpadLZ09E6l1tpRC81-hnLAjVhpkuFcWn-rnGQykHlu6bhSgbimR7T2gFRCQux6DeuOuFSGhJtrP_vNmHwKbYHV0qWGfGrFlXDMjIaQbFQ/s1600/telolesital.JPG)
Tipe telur telolesital
hampir sama dengan telur tipe megalesital. Telur ini memiliki jumlah yolk yang
sangat banyak, sehingga inti sel dari telur ini pun hampir terdesak
keluar sitoplasma. Namun, letak inti sel tidak ekstrim seperti letak telur
megalesital. Inti sel pada telur tipe ini tidak terlalu dekat dengan membran
sel.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cleavage
atau pembelahan berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya. Perbedaan
tersebut tergantung pada jenis telur dari spesiesnya masing-masing, karena
dengan perbedaan jenis telurnya berbeda juga tipe atau jenis pembelahan yang
berlangsung dan berbeda juga pada hasil pembelahannya.
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah
kuning telurnya (yolk), tersebarnya kuning telur yang ada di dalam sitoplasma. Yolk merupakan cadangan makanan untuk
perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein,
lipida, fosfolipida, dengan komposisi yang sangat
bervariasi. Pada vertebrata yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut
dalam bentuk terlarut oleh darah ke ovarium.
3.2
Saran
Kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran kami
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bagian, Fungsi, Ciri, dan Jenis
Telur. http://tokopastri.com/blog/bagian-fungsi-ciri-dan-jenis-telur. (Diakses pada tanggal 25 Oktober
2016).
Bresnick. 2003. Tipe Telur Biologi. Jakarta
Campbell, N.A. 1974. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Chartbet. 2013. Embriogenesis Pembelahan. http://www.newsmedical.net/health
/Embryogenesis-Cleavage-%28Indonesian%29.aspx. (Diakses pada tanggal 25 Oktober
2016).
Parker, S. 2001. Jendela
Iptek Tubuh Manusia. Jakarta: Balai Pustaka.
Slamet, dkk. 2000. Perkembangan Hewan. Indralaya: Universitas Sriwijaya.
Sukra, Y. 2000. Wawasan
Ilmu Pengetahuan Embrio- Benih Masa Depan. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.
Tim Penyusun. 2014. Buku petunjuk praktikum
struktur dan perkembangan hewan II. Indralaya: UNSRI.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi, Bandung:
Tarsito.
Yudi dan Prakkasi. 2005. Telur
Makhluk Hidup. http://journal.ipb.ac.id/ (Diakses pada tanggal 25 Oktober
2016).
No comments: