Perkembangan Lanjut

Perkembangan Lanjut  
Advanced Developments


Sofia Lailatur Rahmah
Universitas Syiah Kuala
Email: sofialrahmah@gmail.com

ABSTRAK
      Praktikum yang berjudul “Perkembangan Lanjut” telah dilakukan di Laboratorium Biologi, Universitas Syiah Kuala pada tanggal 02 November 2016. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan pada perkembangan lanjut pada embrio. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan. Dari hasil praktikum didapatkan pengetahuan tahapan yang terjadi pada perkembangan lanjutan embrio, perkembangan dimulai setelah terbentuknya zigot, diketahui bahwa dalam perkembangan lanjut terdapat 6 stadium perkembanganya,. Simpulannya adalah fertilisasi terjadi di tuba falopii yaitu Ampula, perkembangan lanjut di mulai setelah terbentuknya zigot pada saat fertilisasi selesai, tahapan-tahapanya adalah zigot-embrio-fetus-organogenesis, fetus adalah embrio yang belum sempurna.  
Kata kunci: fertilisasi, zygot, fetus.

Abstrac
      Practicum entitled with "Advanced Developments" has been done at the Laboratory of Biology, University of Syiah Kuala on 02 November 2016. This practicum aimed to know the stages in the further development of the embryo. The method used in this practicum is observation. From the results obtained practical knowledge of the stages that occured in the further development of the embryo, the development started after the formation of the zygote, it is known that in further development there are 6 stages of its development,. The conclusion is fertilization occurs in the fallopian tube that is Ampulla, further developments in the start after the formation of the zygote at fertilization is done, the stages are zygote-embryo-fetus-organogenesis, the fetus is an embryo that has not been perfect.
Keywords: fertilization, zygote, fetus.





















 
 
 
 

Pendahuluan
            Embrio adalah sebuah eukariota diploid multiseluler dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang baik secara seksual ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya (Spielmen. 2006. p. 69).
            Embryogenesis adalah pembentukan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah fertilisasi. Embryogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan tingkat sel. Sel pada embryogenesis di sebut juga sel embriogenik (Yatim. 2006. p. 92).
            Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio dan intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio hamper terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intr dan ekstra embrio menjadi semakin jelas (Dewi. 2010. p. 22).
Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fetus adalah sifat keturunan, konsumsi nutrisi induk, hormone yang dihasilkan oleh plasenta, serta factor lainya seperti suhu, kelambaban nisbi. Sesudah implantasi masa jaringan uterus bertambah besar secara progresif dan selama periode peregangan uterus, pertumbuhan uterus berkurang sedangkan isinya bertambah secara cepat (Amrozi. 2011. P. 76).
            Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zigot (cleave), stadium morula (morulasi), stadium blastula (blastulasi), stadium gastrulas (gastrulasi), stadium organogenesis. Setelah embrio melalui tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan masuk kedalah tahap yang paling krisis selama tahap perkembanganya, yaitu stadium gastrulasi (Syaifuddin. 2006. p. 108).


Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Biologi, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 02 November 2016.

Bahan dan Alat
          Pisau, lilin, papan preparat. Sedangkan bahan yang digunakan adalah awetan embrio ayam.

Cara Kerja
Diamati setiap stadium dari preparat dengan mengunakan mikroskop, dan kemudian di gambarkan.

Hasil Pengamatan
          Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa perkembangan lanjutan terjadi setelah pembentukan embrio yang disertai organogenesis hingga tahap kedewasaan. Perkembangan embrio ini merupakan perkembangan lanjutan dari perkembangan awal (fase-fase pembelahan). Setelah embrio menyelesaikan tahap-tahap gastrulasi maka mulailah terjadi perubahan perubahan bentuk pada tubuh embrio.
          Perubahan ini berlangsung dari yang tampak selama pembentukan organ atau selama organogenesis. Karena ada perubahan tersebut sehingga dapat dibedakan tingkat perkembangan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan menentukan sejauh mana suatu embrio telah berkembang.








Gambar 1. Umur 33 jam, 14 somit










Gambar 2. Umur 39, 20 somit








Gambar 3. Umur 44, 25 somit









Gambar 4. Umur 48, 29 somit

            Pada praktikum kali ini menghitung jumlah somit dan mengukur umur embrio ayam. Umur yang diperoleh merupakan hasil pengukuran dari rumus: umur = . preparat yang diamati adalah embrio ayam yang memiliki umur seta somit yang berbeda-beda. Pada gambar 1 umrur embrio adalah 33 jam dengan jumlah somit 14, Pada fase ini otak terbagi atas 3 wilayah yaitu: prosefalon, mesosefalon, robensefalon. Gambra 2 umur embrio 39 dengan jumlah somit 20, gambar 3 umur embrio 44 dengan jumlah somit 25, gambar 4 umur embrio 48 dengan jumlah somit 29, otak terbagi atas tuga bagian, maka kian jelas, pembuluh darah telah tampak.
            Ciri-ciri khas yang sering digunakan dalam menentukan atau mengamati tingkat perkembangan normal embrio adalah umur embrio, ukuran embrio, morfologi embrio. Zigot yang mulai berembriogenesis disebut dengan conceptus, karena berasal dari konsepsi ovum dan sperma. Tahapan pada perkembangan lanjut adalah zigot-embrio-fetus-organisme. Fetus merupakan tahapa akhir embrio menuju organisme atau organisme yang belum sempurna

Simpulan
Perkembangan lanjutan terjadi setelah pembentukan embrio yang disertai organogenesis hingga tahap kedewasaan. Ciri-ciri khas yang sering digunakan dalam menentukan atau mengamati tingkat perkembangan normal embrio adalah umur embrio, ukuran embrio, morfologi embrio. Fetus merupakan tahapa akhir embrio menuju organisme atau organisme yang belum sempurna. Umur yang diperoleh merupakan hasil pengukuran dari rumus: umur= . Tahapan pada perkembangan lanjut adalah zigot-embrio-fetus-organisme.

Saran
Pada praktikum ini bahan yang digunakan sudah terlalu lama sehingga hasil pengamatan menjadi kurang jelas. Bahan yang tersedia harus digunakan dengan hati-hati. Baiknya preparat yang digunakan harus yang sudah diganti dengan preparat baru.

Daftar Pustaka
Amrozi. 2011. Singkronisasi Ekstrus Dan Pengamatan Ultrasonografi Pemeriksaan Kebuntingan Dini Pada Domba Garut (Ovies aries) Sebagai Standar Penentuan Umur Kebuntingan. Jurnal Kedokteran Hewan. 5 (02): 73-77.
Adaningrum, Dewi. 2010. Embriologi. Bandung: Tarsito.
Syaifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: EGC Kedokteran.
Spielmen H. eibs HG. & Marker HJ. 2006. Effect of cyclophorsphamide treatment before implantation on the defelopment of rat embrio after implantation. Journal of Embryol Exp Morpk. 41 (05): 65-78.
Yatim, Wildan. 2006. Embriologi. Bandung: Tarsito.

No comments:

Powered by Blogger.