Pencirian dan Pertelaan



I.                   Tanggal Praktikum  :  04 Maret 2016

II.                Judul Praktikum       : Pencirian dan Pertelaan

III.             Tujuan Praktikum    :
Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:
1.    Mengenal sistem perakaran dan variasi bentuk metamorfosis akar
2.    Mengenal batang dan variasi bentuk metamorfosis batang
3.    Mengenal daun lengkap dan daun tidak lengkap
4.    Mengenal daun tunggal dan daun majemuk
5.    Mengenal bagian bunga Magnoliopsida dan Liliopsida
6.    Mengenal bangian buah dan biji Magnoliopsida dan Liliopsida

IV.             Dasar Teori                :
Karakteristik simplisia daun karamunting secara mikroskopik adalah trikoma pada epidermis bawah daun, stomata tipe anomositik dan berkas pembuluh yang menyebar pada parenkim silinder pusat. Bagian tumbuhan yang utuh (akar, batang, buah, bunga, dan daun) diambil untuk pemeriksaan morfologi. Wujud tanaman dideskripsikan secara umum, termasuk ciri khasnya dan data yang diperoleh didokumentasikan (Sutomo, 2010: 39).
Yang dipelajari dalam botani adalah tentang kehidupan tumbuhan, klasifikasi tumbuhan, dan ekologi secara umum. Dalam botani, semua derajat tumbuhan dari tingkat sederhana menjadi tingkat sempurna (Annita, 2005: 13).
Salah satu pendeteksi keragaman genetik adalah pencirian varietas. Pada umumnya pencirian kultivar berdasarkan atas asal daerah, warna kulit buah, warna daging buah, aroma dan rasa. Penggunaan karakter morfologi merupakan metode yang mudah dan cepat, namun kendala yang timbul adalah adanya faktor lingkungan yang dapa mempengaruhi hasil karakterisasi secara visual (Dedi, 2013: 74).

V.                Alat dan Bahan         :
A.    Alat
-       Alat tulis menulis
-       Kertas pengamatan
B.       Bahan
1.        Akar rumput goyan (Cloris barbata)
2.        Akar pandan wangi (Pandanus sp.)
3.        Rumput teki (Cyperus rotundus L.)
4.        Bayam duri (Amaranthus spinosus L.)
5.        Tebu (Saccharum officinarum L.)
6.        Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
7.        Kunyit (Curcuma domestica Val.)
8.        Daun keladi (Colacasia esculenta)
9.        Daun ubi kayu (Manihot utilissima)
10.    Daun kelor (Moringa oleofera L.)
11.    Daun mawar (Rosa hybrid L.)
12.    Bunga kelapa (Cocos nucifera L.)
13.    Bunga orok-orok (Crotalaria striata L.)
14.    Bunga kembang sepatu (Hibiscus archery L.)
15.    Bunga anggrek (Orchidaceae)
16.    Buah dan biji mangga (Mangifera indica L.)
17.    Buah dan biji jarak pagar (Jathopa curcas L.)
18.    Buah dan biji jeruk (Citrus sp.)
19.    Biji melinjo (Gnetom gnemon L.)

VI.             Cara kerja                 :
1.    Diamati tumbuh-tumbuhan yang telah disediakan
2.    Dideskripsikan organ tumbuhan, batang (caulis), daun (folium), bunga (flos), buah dan biji (fructus dan semen)
3.    Digambarkan secara skematis dan diberikan keterangan bagian-bagiannya

VII.          Hasil Pengamatan















VIII.       Pembahasan
Pencirian dan pertelaan sangat penting untuk mendeskripsikan tumbuhan, urutan deskripsi yaitu dibahas dari hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus, dari dasar (bawah) ke ujung (atas), dari bagian paling luar ke bagian paling dalam dan dari organ sangat umum ke organ sangat terperinci. Tujuan pendeskripsian tumbuhan adalah agar dapat menyusun kunci determinasi dari setiap tumbuhan.
Sifat merupakan sesuatu yang abstrak karena tidak dapat diukur, dihitung ataupun dinilai. Sifat diketahui juga merupakan sesuatu yang berhubungan dengan bentuk, struktur, dan tingkah laku yang dapat membedakan antar makhluk hidup. Contohnya seperti sifat dari tepi, pertulangan daun dan sebagainya.
Sedangkan ciri yaitu sesuatu yang nyata dan merupakan pernyataan dari sifat. Misalnya tinggi pohon dapat diukur 8 meter, lebar pohon 30 centimeter dan sebagainya. Ciri yaitu sebagai tanda dari makhluk hidup yang dapat diukur, dihitung dan dinilai. Ciri dan sifat merupakan kharakteristik dari setiap makhluk hidup.
Pada praktikum yang dilakukan diamati secara berurutan dari dasar ke ujung sesuai dengan urutan deskripsi dari bentuk akar, batang, daun, bunga, buah dan biji berbagai macam preparat yang tersedia yaitu akar rumput wangi (Cloris barbata), akar pandan wangi (Pandanus sp.), tanaman rumput teki (Cyperus rotundus L.), bayam duri (Amaranthus spinosus L.), batang tebu (Saccharum officinarum L.), daun sidaguri (Sida rhombifolia L.), kunyit (Curcuma domestica Val.), daun keladi (Colacasia esculenta), daun ubi kayu (Manihot utilissima), daun kelor (Moringa oleofera L.), bunga kelapa (Cocos nucifera L.), bunga orok-orok (Crotalaria striata L.), bunga kembang sepatu (Hibiscus archery L.), buah dan biji mangga (Mangifera indica L.), buah dan biji jarak pagar (Jathopa curcas L.) serta biji melinjo (Gnetom gnemon L.).
Pada pendeskripsian akar disebutkan jenis akar dari tumbuhan gymnospermae atau angiospermae berbentuk akar serabut atau akar tunggang, dan disebutkan juga sistem perakaran dari tumbuhan tersebut. Pada akar tanaman pandan wangi terdapat akar tunjang yang berfungsi memperkokoh berdirinya batang agar tidak terjatuh, karena sifat batang yang tidak terlalu kuat. Akar tumbuh menuju ke pusat bumi.
Dalam mendesekripsikan batang disebutkan sifat batang, bentuk batang, arah tumbuh batang, dan percabangan batang pada suatu tumbuhan. Misalnya pada batang rumput teki yang berbentuk segitiga dan tergolong familia Cyperacea, sebenarnya hanyalah tumpukan dari tangkai daun yang akhirnya membentuk seperti batang segitiga. Perbedaan deskripsi akar dan batang yaitu pada batang terdapat nodus (buku-buku batang) dan internodus (ruas antar buku), sedangkan pada akar tidak terdapat nodus dan internodus namun adanya bagian tambahan yaitu kaliptra (tudung akar).
Pada daun perlu diketahui macam, bentuk, letak, tepi, pangkal, ujung dan teksur daun. Umumnya tumbuhan terbagi atas tumbuhan berbunga (magnoliophyta) serta tberbuah dan berbiji (spermatophyta), yang perlu diketahui adalah macam dan juga teksturnya. Tumbuhan berbunga lengkap memiliki seluruh bagian bunga secara lengkap, berbunga tidak lengkap jika tidak memiliki salah satu dari seluruh organ bunga lengkap. Tumbuhan berbunga sempurna jika memiliki dua alat reproduksi yaitu putik dan benang sari, berbunga tidak sempurna jika hanya memiliki satu organ reproduksi saja. Juga diamati bagian tambahan seperti pada bunga sidaguri adanya epicalyx (kelopak tambahan).

IX.             Kesimpulan
1.        Deskripsi merupakan penciriaan dan pertelaan terhadap ciri dan sifat tumbuhan
2.        Urutan deskripsi yaitu dibahas dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus, dari dasar (bawah) ke ujung (atas), dari bagian paling luar ke bagian paling dalam dan dari organ yang sangat umum ke organ yang sangat terperinci.
3.        Sifat merupakan sesuatu yang abstrak karena tidak dapat diukur, dihitung ataupun dinilai misalnya berhubungan dengan bentuk dan struktur.
4.        Ciri yaitu sesuatu yang nyata dan merupakan pernyataan dari sifat, sebagai tanda dari makhluk hidup yang dapat diukur, dihitung dan dinilai.
5.        Pada deskripsi akar disebutkan jenis akar berbentuk akar serabut atau akar tunggang, dan disebutkan juga sistem perakaran dari tumbuhan tersebut.
6.        Dalam mendesekripsikan batang disebutkan sifat batang, bentuk batang, arah tumbuh batang, dan percabangan batang pada suatu tumbuhan.
7.        Pada daun perlu diketahui macam daun, bentuk daun, letak daun, tepi daun, pangkal daun, ujung daun dan teksur daunnya.
8.        Tumbuhan terbagi atas tumbuhan berbunga (magnoliophyta) serta tumbuhan berbuah dan berbiji (spermatophyta)
9.        Tumbuhan berbunga lengkap memiliki seluruh bagian bunga secara lengkap
10.    Tumbuhan berbunga sempurna jika memiliki dua alat reproduksi yaitu putik dan benang sari.

X.                Daftar Rujukan         :
Annita, Z. 2005. Dasar  Pengetahuan Ilmu Taksonomi. Bandung: Angkasa.

Dedi, M. dkk. 2013. Identifikasi Karakter Morfologi dalam Penyusunan deskripsi Jeruk Siam (Citrus nobilis) di Beberapa Daerah Kabupaten Karo. Jurnal Agroekoteknologi. Vol.2(1): 72-85.

Sutomo. dkk. 2010. Kajian Farmakognostik Simplisia Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) Asal Pelaihari Kalimantan Selatan. Jurnal Sains dan Terapan Kimia. Vol.4(1): 38-50.

No comments:

Powered by Blogger.