Kristal, Antosianin dan Sistolit



I.                   Tanggal Praktikum  :  10 Maret 2016

II.                Judul Praktikum       Kristal, Antosianin dan Sistolit

III.             Tujuan Praktikum    :
Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu mengamati kristal pasir, kristal drusen (berbentuk bintang), kristal jarum (rafida), sistolit, antosianin, peristiwan plasmolisis, kristal pasir.

IV.             Dasar Teori                :
Benda-benda non-protoplasma atau mati dalam sel yang bersifat padat tentunya berwujud lebih nyata daripada yang bersifat cair, berbeda daripada yang biasanya berbentuk butiran-butiran ataupun kristal (Suhartono, 2009: 231).
Antosianin merupakan pigmen alami dari murbei yang larut dalam air. Sehingga total antosianin cenderung mengalami peningkatan seiring meningkatnya proporsi sukrosa yang ditambahkan. Antosianin disusun dari sebuah aglikon (antosianin) yang teresterifikasi dengan satu atau lebih gugus gula (glikon). Gugus gula antosianin bervariasi namun kebanyakan dalam bentuk mono atau di-sakarida (Hamita, 2014: 195).
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian dari vakuola. Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuknya zat (Riskitavani, 2013: 112).

V.                Alat dan Bahan         :
A.    Alat
-       Alat tulis menulis
-       Kertas pengamatan
-       Silet
-       Kaca penutup
-       Kaca objek
-       Mikroskop
B.       Bahan
1.        Pepaya (Carica papaya)
2.        Mirabilis jalava
3.        Ficus elastica
4.        Terong (Solanum ingrum)
5.        Rhoe discolor
6.        Daun cabai (Capsicum sp.)
7.        Daun kacang hijau (Phaseolus radiatus)

VI.             Cara kerja                 :
1.        Dibuat sayatan melintang batang terong, diletakkan pada kaca objek. Lalu ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di bawah mikroskop
2.        Dibuat sayatan melintang tangkai daun pepaya, diletakkan pada kaca objek. Lalu ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di bawah mikroskop
3.        Dibuat sayatan melintang daun Mirabilis jalava, diletakkan pada kaca objek. Lalu ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di bawah mikroskop
4.        Dibuat sayatan melintang daun Ficus elastica, diletakkan pada kaca objek. Lalu ditetesi sedikit air dan ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di bawah mikroskop
5.        Dibuat 3 buah sayatan permukaan bawah daun adam hawa (Rhoe discolor), diletakkan pada 3 kaca objek yang berbeda, kaca objek 1 diberikan setetes air aquadest, kaca objek 2 diberikan setetes larutan KOH 1% dan HCL 1%. Didiamkan 1 menit, kemudian diamati di bawah mikroskop
6.        Dibuat 2 buah sayatan permukaan bawah daun adam hawa (Rhoe discolor). Diletakkan pada kaca objek yang berbeda, kaca objek 1 diberikan setetes air, kaca objek 2 diberikan 1 tetes larutan sukrosa 5%. Kedua kaca objek tersebut ditutup dengan kaca penutup, lalu diamati di bawah mikroskop
7.        Dicuci bersih benih cabai dan kacang hijau dengan aquadest dan clorox 20%
8.        Ditanam benih cabai dalam botol kaca yang berisi kertas merang. Dibiarkan sampai tumbuh kurang lebih 3-5 hari
9.        Diambil daun, dicacah lalu diletakkan pada petridish yang telah diberikan larutan enzim dan petridish yang diberikan aquadest
10.    Diamati dibawah mikroskop


VIII.       Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilihat antosianin dan kirstal-kristal yang terdapat di dalam sel tumbuhan. Sel tumbuhan menyimpan zat-zat ergastik di dalam sel dalam bentuk kristal, antosianin dan sistolit. Kristal ini berasal dari cadangan makanan berupa glukosa yang banyak sehingga terbentuk amilum. Kristal ini dibentuk di dalam sel itu sendiri. Dalam tumbuhan, kristal sangat umum dijumpai yang tersebar pada setiap organ, terutama pada daun dan batang. Bentuk kristal terbagi menjadi empat yaitu kristal pasir, drusen (berbentuk bintang), kristal jarum (rafida), sistolit (berbentuk bunga karang).
Pada preparat pertama yaitu penampang permukaan bawah daun adam hawa (Rhoe discolor), dilakukan sebanyak tiga kali percobaan yaitu dengan tetesan aquadest, larutan asam HCL dan larutan basa KOH. Pada pengamatan sel tumbuhan ini dengan aquadest, kita melihat antosianin yaitu zat warna atau pigmen yang terdapat di dalam sel tumbuhan dan terlarut di dalam cairan sel. Cairan ini dapat menyebabkan warna merah muda, merah atau ungu dari organ tertentu pada tanaman (tanaman bunga). Pengamatan dengan larutan basa KOH antosianin berwarna biru kehijauan, dengan larutan asam HCL antosianin berwarna merah muda.
Preparat yang kedua yang diamati yaitu penampang melintang batang terong (Solanum nigrum) kristal yang terdapat dalam selnya berbentuk butiran-butiran pasir. Preparat selanjutnya yaitu penampang melintang tangkai daun pepaya (Carica papaya) terdapat kristal yang berbentuk seperti bintang yaitu kristal drusen.
Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap bunga pukul empat (Mirabilis jalapa), terlihat kristal-kristal yang berbentuk seperti jarum atau yang disebut dengan rafida. Pada preparat yang terakhir yaitu pada sayatan melintang daun karet (Ficus elastica), dilihat sistolit yang terdapat dalam selnya berbentuk bunga karang. Sistolit biasanya terdapat pada tumbuhan yang daunnya tebal. Sistolit ini berasal dari dinding sel yang melebar ke dalam sel sehingga membentuk sistolit. Sistolit juga merupakan karbohidrat-karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan.

IX.             Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan:
1.        Sel tumbuhan menyimpan zat-zat ergastik di dalam sel dalam bentuk kristal, antosianin dan sistolit.
2.        Antosianin yaitu zat warna atau pigmen yang terdapat di dalam sel tumbuhan dan terlarut di dalam cairan sel.
3.        Cairan antosianin dapat menyebabkan warna merah muda pada larutan asam dan warna biru kehijauan pada larutan basa.
4.        Kristal di dalam sel tumbuhan berasal dari cadangan makanan berupa glukosa yang banyak sehingga terbentuk amilum.
5.        Bentuk kristal terbagi menjadi empat yaitu kristal pasir, drusen, rafida dan sistolit.
6.        Pada Mirabilis jalapa terlihat kristal yang berbentuk seperti jarum (rafida).
7.        Penampang melintang tangkai daun pepaya (Carica papaya) terdapat kristal drusen (berbentuk bintang)
8.        Sistolit berasal dari dinding sel yang melebar ke dalam sel sehingga membentuk sistolit.
9.        Sistolit juga merupakan karbohidrat-karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan.
10.    Pada batang terong (Solanum ningrum) terdapat kristal pasir.

X.                Daftar Rujukan         :
Hamita, R. dkk. 2014. Ekstraksi Osmosis Pada Pembuatan Sirup Murbei (Morus alba L.) Kajian Proporsi Buah: Sukrosa dan Lama Osmosis. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol.2(3): 191-197.

Riskitavani. 2013. Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) Terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol.4(1): 109-117.

Suhartono. 2009. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.


No comments:

Powered by Blogger.