Saturday, February 3, 2018

Persaingan Antar Tanaman Berbeda Jenis (Kompetisi Inter-Spesifik)


Persaingan Antar Tanaman Berbeda Jenis (Kompetisi Inter-Spesifik)
Competition Between Different Types Of Plant (Interspecific competition)

Sofia Lailatur Rahmah

Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh
e-mail: sofialrahmah@gmail.com

Abstrak
Telah dilaksanakan praktikum dengan judul “Persaingan Antar Tanaman Berbeda Jenis (Kompetisi Inter-Spesifik)” pada tanggal 29 Oktober 2016 di Lingkungan Unsyiah. Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh interaksi antara dua jenis (spesies) tanaman terhadap laju pertumbuhannya. Disamping itu juga untuk mengetahui pertumbuhan tanaman monospesies dan heterospesies. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Jagung (Zea mays) dan Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus).
Kata Kunci: interaksi, monospesies dan heterospesies.

Abstract
Competition is defined as the tendency of plant adjoining to use the resources available in limited quantities by two or more species of plants as together. This practicum was done on October 09th 2016 at Biology’s Laboratory of FKIP of Syiah Kuala University in Darussalam, Banda Aceh. The purposes is to know the interaction beween species of plant’s growing. Besides to know the plant’s growing of monospecies and heterospecies.
Keywords: interaction, monospecies and heterospecies.

PENDAHULUAN
Kompetisi gulma yang berbeda memberikan bobot kering gulma yang berbeda pula. Hal tersebut terjadi karena semakin awal saat kemunculan gulma, persaingan yang terjadi semakin hebat, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun, sedang gulmanya semakin mendominasi dan pertumbuhannya semakin cepat (Antralina, 2012: 12).
Kompetisi diartikan sebagai kecenderungan tanaman tetangga (tanaman yang berdampingan) untuk menggunakan quantum cahaya, ion hara, molekul air, dan volume ruang yang sama atau penggunaan bersama sumber-sumber yang tersedia dalam jumlah terbatas oleh dua atau lebih spesies tanaman (Budi, 2008: 31).
Pada sistem tumpang sari pola pertanaman yang dianjurkan adalah mengusahakan tanaman yang responsif terhadap intensitas cahaya rendah di antara tanaman yang  menghendaki intensitas  cahaya tinggi.  Selain itu,  tanaman yang ditumpangsarikan hendaknya memiliki sistem perakaran dengan kedalaman yang berbeda untuk menghindari terjadinya  persaingan penyerapan air dan unsur hara (Zulkarnain, 2008: 32).
Fase perkecambahan, pertumbuhan  vegetatif  maksimum merupakan  fase  peka  terhadap  cekaman gulma. Penurunan  hasil  panen  diduga karena  adanya  kompetisi antara tanaman dengan  gulma  dan  adanya  allelopati. Derajat  kompetisi  yang  terjadi  antara tanaman  dan  gulma  dipengaruhi  oleh beberapa  faktor  antara  lain  varietas  dan jenis  gulma.  Jenis  gulma  yang  tumbuh dominan dan sangat kompetitif pada lahan kering  diantaranya  adalah  gulma  teki (Cyperus  rotundus  L.)  dan  Ageratum conyzoides ( Abdul, 2015: 40).
Cara  agar  gulma  dapat  menurunkan hasil  tanaman  adalah :  (1)  kompetisi langsung untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang  ada  dan  input  yang  diberikan pada  tanaman.  Kompetisi  ini  terutama dalam  hal  mendapatkan  air,  hara,  dan cahaya; (2) menurunkan hasil melalui racun yang  dikeluarkan  dan  menghambat penyakit  pengganggu  tanaman  yang menurunkan  hasil (Wafit, 2012: 34).

Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas  Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 29 Oktober 2016.

Alat dan Bahan
Alat praktikum yang digunakan adalah polybag /ember, plastik berisi tanah, cawan dan kertas milimeter.
Bahan praktikum yang digunakan adalah jagung (Zea mays) dan biji kacang hijau (Phaseolus radiatus)

Prosedur
1.    Disediakan beberapa polybag/ember plastik yang telah akan media tanam. Pengisian media tanam dengan jenis dan komposisi serta berat yang sama.
2.    Biji kembang dan kacang hijau yang baik sebagai bibit direndam dalam air selama satu jam
3.    Ditanam biji kembang asar dan kacang hijau pada polybag/ember dengan perlakuan sbb:
P1   : setiap ember ditanami satu biji
P2   : setiap ember ditanami dua biji
P3   : setiap ember ditanami tiga biji
P4   : setiap ember ditanami empat biji
Masing-masing perlakuan sebanyak 3 ulangan. Disediakan polybag/ ember cadangan, masing-masing perlakuan sebanyak dua polybag/ember.
4.    Disiram setiap hari dengan air secukupnya dalam jumlah yang sama. Sesuai kapasitas lapang.
5.    Diamati setiap seminggu sekali. Parameter yang diamati adalah tinggi batang, jumlah daun, jumlah cabang.
6.    Dibuat grafik untuk setiap parameter pertumbuhan bagi setiap perlakuan menggunakan kertas millimeter (X: waktu, Y: pertumbuhan).
7.    Setiap parameter diuji beda secara statistik (ANAVA model RAL).
8.    Dibuat laporan seperti pada latihan I.

PEMBAHASAN
Kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antara dua individu baik yang sesama maupun yang berlainan spesies yang menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat memanfaatkan secara bersama sumber daya yang ada dalam keadaan terbatas. Kompetisi merupakan salah satu bentuk interaksi antar organisme. Secara umum, organisme yang berkompetisi hampir serupa dalam kebutuhan dan ukuran ekologis, meskipun ada perkecualiannya. Kompetisi adalah proses aktif yang mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan bersaing individu-individu untuk hidup dan bereproduksi
            Kompetisi interspesifik adalah persaingan yang terjadi antara individu dari jenis yang berbeda. Pada dasarnya persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan tidak secara fisik. Dalam percobaan ini praktikan mempelajari kompetisi interspesifik secara langsung diantara dua jenis tumbuhan yang berbeda yaitu kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan jagung (Zea mays) pada suatu wilayah (tempat yang terbatas. Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam lingkungannya seperti cahaya, oksigen, air dan lain-lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya.
            Spesies yang berhasil dalam bersaing bergantung pada kemampuan pertumbuhan dan kemampuan pertumbuhan dan reproduksinya, perbedaan perkecambahan biji walaupun di tanam pada waktu bersamaan juga sangat mempenagaruhi efek persaingan. Persaingan interspesifik pada kacang hijau dan tanaman jagung terjadi secara dominan, maka spesies kacang hijau akan cenderung berada terbatas pada daerah yang lebih sempit tapi keadaannya menjadi optimum bagi tiap-tiap spesies yang bersaing.
Secara garis besar, interaksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu netralisme yakni hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling menguntungkan dan saling merugikan satu sama lain, mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang saling menguntungkan, parasitisme yaitu hubungan yang hanya menguntungkan satu jenis makhluk hidup saja, sedangkan yang lainnya dirugikan, predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu jenis makhluk hidup terhadap makhluk hidup lain, kooperasi yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling membantu antara keduanya, komensalisme yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan sedang yang lain dirugikan, dan antagonis yaitu hubungan dua makhluk hidup yang saling bermusuhan.

Simpulan dan Saran
Simpulan
Kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antara dua individu baik yang sesama maupun yang berlainan spesies yang menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat memanfaatkan secara bersama sumber daya yang ada dalam keadaan terbatas. Kompetisi merupakan salah satu bentuk interaksi antar organisme. Secara umum, organisme yang berkompetisi hampir serupa dalam kebutuhan dan ukuran ekologis, meskipun ada perkecualiannya. Kompetisi interspesifik adalah persaingan yang terjadi antara individu dari jenis yang berbeda. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhannya. Spesies yang berhasil dalam bersaing bergantung pada kemampuan pertumbuhan dan kemampuan pertumbuhan dan reproduksinya, persaingan interspesifik pada kacang hijau dan tanaman jagung terjadi secara dominan, maka spesies kacang hijau akan cenderung berada terbatas pada daerah yang lebih sempit tapi keadaannya menjadi optimum bagi tiap-tiap spesies yang bersaing.
Saran
Pada praktikum ini perhitungan terhadap tinggi batang, lebar daun dan jumlah daun haruslah dilakukan dengan teliti begitu juga dengan pengolahan data agar didapat data yang benar.

Daftar Pustaka
Antralina, M. 2012. Karakteristik Gulma Dan Komponen Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Sistem Sri Pada Waktu Keberadaan Gulma Yang Berbeda. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, Vol 3 (2): 9-17.

Budi, G. 2008. Kompetisi  Gulma  Dengan  Tanaman  Budidaya   Dalam Sistem  Pertanaman  Multiple  Cropping. Jurnal Pertanian, Vol 2  (3): 29-35.

Karim, Abdul. 2015. Respon Allelopati Gulma Ageratum Conyzoides Dan Borreria Alata Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai (Glycine Max). Jurnal  Agro. Vol. 2(1): 40-48.

Wafit. 2012. Produktivitas Kacang Tanah Di Lahan Kering Pada Berbagai Intensitas Penyiangan. Jurnal AgriSains. Vol. 3(4): 34-50.

Zulkarnain, 2008. Pertumbuhan  Dan Hasil Sei,Ada Pada Rerbagai Kerapatan Jagung Dalam Pola Tumpang Sari. Jurnal llmu-ilmu  Pertanian. Vol. 1(2): 32-54.

No comments:

Post a Comment