Duduk Daun (Phyllotaxis)


I.                   Tanggal Praktikum  : 18 Maret 2015

II.                Judul Praktikum       :

Duduk Daun (Phyllotaxis)

III.             Tujuan Praktikum    :
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu mengenal bermacam-macam duduk daun (Phyllotaxis) dan membuat diagram duduk daun

IV.             Dasar Teori                :
Phyllotaxis, susunan dudukan daun pada batang, memperlihatkan banyaknya mayoritas kasus mengenai keteraturan sudut-sudut terpisah antar daun yang membagi-bagi lingkaran penuh menjadi bagian-bagian kecil dari lingkaran tersebut. Bagian-bagian kecil ini umumnya terpolakan seperti deret fibonacci (King, dkk, 2014 : 685).

Tipe-tipe duduk daun telah dikaji. Tipe-tipe phyllotaxis yang terdapat pada tumbuhan membuat mereka dapat mempertahankan pola dudukan daun pada tunas saat masa pertumbuhan meskipun ukuran batang tidaklah sama mengenai panjang dan diameternya (Bryntsev, 20014 : 114).

Mekanisme yang terlibat dalam pengaturan phyllotaxis telah dipelajari secara intensif dari sudut pandang eksperimen dan teori. Pola duduk daun secara umum dideskripsikan dengan menggunakan paramaeter perbedaan sudut terpisah dan jumlah set spiral yang terlihat (Jeune dan Barabe, 2014 : 913).

V.                Alat dan Bahan         :
A.    Alat
1.       Alat tulis menulis


B.     Bahan
1.      Pandan (Pandanus sp)
2.      Pacing (Costum speciocus J.Sm.)
3.      Mengkudu (Morinda citrifolia L) atau asoka (Ixora paludosa)
4.      Alamanda (Allamanda cathartica L) atau pulai (Alstonia scholaris)
5.      Srikaya (Annona squamosa)

VI.             Cara kerja                 :
1.        Dituliskan nama ilmiah dan familinya.
2.        Digambar dan diberi keterangan:
-     Tersebar (Folia sparsa)
-     Berkarang (Folia verticillata)
-     Berhadapan (Folia opposita)
-     Bersilang berhadapan (Folia decussata)
-     Berseling (Folia disticha)
-     Roset batang/akar (Rosula)
3.        Dibuat diagram daun khusus yang tersebar

VII.          Hasil Pengamatan      :
1.        Preparat               :
Nama Ilmiah        :
Suku (Familia)     :

Keterangan :
Duduk daun :
Dudu

Disetujui Asisten Meja






Maida Rindi
2.        Preparat                :
Nama Ilmiah        :
Suku (Familia)     :

Keterangan :
Duduk daun :
Dudu

Disetujui Asisten Meja






Maida Rindi


3.        Preparat                :
Nama Ilmiah        :
Suku (Familia)     :

Keterangan :
Duduk daun :
Dudu

Disetujui Asisten Meja






Maida Rindi
4.        Preparat                :
Nama Ilmiah        :
Suku (Familia)     :

Keterangan :
Duduk daun :
Dudu

Disetujui Asisten Meja






Maida Rindi
5.        Preparat                :
Nama Ilmiah        :
Suku (Familia)     :

Keterangan :
Duduk daun :


Disetujui Asisten Meja






Maida Rindi

Pertanyaan-pertanyaan         :
1.        Pada rumus daun tersebut apakah yang dimaksud dengan:
a.    Pembilang dan penyebut
Jawab: pembilang merupakan spiral genestis yang telah melingkari dari daun pemula (pencapai daun yang tegak luru) dengan mulaan garis spiral yang mengelilingi batang.
Penyebut merupakan jumlah daun yang dilewati selama spiral genestis yang melingkari batang.
b.    Sudut divergensi
Jawab : sudut devergensi merupakan jarak antara 2 daun berturut-turut yang tetap dan besarnya adalah a/b x besarnya lingkaran : a/b x 360 yang diproyeksikan pada bidak datar.
c.         Apakah yang disebut dengan deret Fibonacci?
Jawab : deret fibonacci merupakan deret yang setiap angkanya merupakan jumlah angka sebelumnya dalam deret rumus-rumus yang memperlihatkan sifat karakteristkik dan menurut hama yang menentukannya.
2.             Untuk menentukan rumus daun, maka spiral genetisnya lazimnya melalui jalan panjang ataukah pendek. Terangkan !
Jawab : Jalan pendek, karena dalam menentukan letak daun yang sejajar dengan daun pemula untuk menentukan letak daun pertama yang rumus daun dapat digunakan untuk kedudukan daun yang ke 2 ke 3, yang sejajar dengan daun pemula. Pada suatu yang letak daunnya tetap pada garis vertikal di atas daun pertama yang dipakai sebagai pangkat tolak.
3.                  Apakah yang dimaksud dengan parastich atau spiral sekunder, orthostich, spirostich dan apa gunanya?
Jawab :
-          Parastich (spiral sekunder) adanya dua garis spiral tekanan. Yaitu garis-garis spiral dengan arah putaran melingkar batang ke kiri dan ke kanan itu menghubungkan daun-daun yang menurut arah ke samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat
-          Ortostich yaitu sejumlah garis-garis tegak lurus (garis vertikal) yang terdapat pada batang.
-          Spirostich yaitu sejumlah garis-garis tegak lurus (garis vertikal) yang terdapat pada batang lalu berubah menjadi garis spiral yang tampak melingkari batang dan spiral genetik sukar ditentukan.

VIII.       Pembahasan               :
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bagian batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut buku-buku (nodus), sedangkan batang diantara dua buku-buku disebut ruas (internodus). Berdasarkan jumlah daun pada nodus batang dibagikan tata letak daun seperti, pada setiap nodus batang hanya terdapat satu daun maka tata letak daun tersebut dinamakan tersebar.
Setiap nodus batang terdapat dua daun maka dinamakan berhadapan bersilang, dan setiap nodus batang terdapat lebih dari dua daun, tata letak demikian dinamakan berkarang.
Roset (rosula) yaitu duduknya daun yang rapat berjejal-jejal yaitu jika ruas batang sangat pendek, duduk daun batang tampak sama tinggi dan sukar untuk menentukan urutan tua mudanya. Roset (rosula) terbagi atas roset akar dan roset batang. Roset akar yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah dan roset amat dekat dengan tanah.
Roset batang yaitu jika daun-daun rapat berjejal di ujung batang. Jika kita mengambil satu titik temapt duduk daun dan mengikuti garis yang menuju titik daun pada batang atas maka akan sampai pada suatu daun yang letaknya tepat pada garis vertikal diatas daun pertama, dan jika kita mengikuti garis spiral yang melingkari batang tadi kita melewati sejumlah daun. Garis vertikal tadi dinamakan ortostik dan garis spiral dinamakan spiral genetik.
Pandan yang merupakan famili dari rubiaceae termasuk dalam roset akar karena batangnya amat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, dan pandan termasuk kedalam roset akar dengan spirostik tiga.
Pacing yang merupakan famili dari zingiberaceae duduk daunnya yaitu melingkar yang termasuk spirostik satu sehingga daunnya berada dibagian sebelah batangnya dan tersusun seperti anak tangga yang melingkar.
Pada asoka yang merupakan famili dari rubiaceae dalam tata etak daun berseling berhadapan, pada nodus berikutnya biasanya kedua daun membentuk suatu silang dengan daun dibawahnya tadi.
Pulai yang merupakan famili dari apocynaceae termasuk dalam tata letak daun berkarang karena pada setiap nodus terdapat lebih dari dua daun. Daun alamanda yang berasal dari famili oponyceae juga memiliki duduk daun berkarang karena di tiap-tiap buku batang terdapat lebih dari dua daun.
Daun mengkudu yang berfamili rubiaceae memiliki duduk daun berseling berhadapan, dikatakan begitu karena pada buku-buku batang berikutnya biasanya keduanya membentuk suatu silang dengan dua daun dibawahnya. Pada daun srikaya yang berfamili annonaceae duduk daunnya yaitu berseling berhadapan.

IX.             Pembahasan               :
1.      Buku-buku (nodus) adalah bagian batang yang merupakan tempat duduknya daun.
2.      Roset (rosula) adalah jika ruas batang sangat pendek dan duduk daun rapat berjejal-jejal sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi.
3.      Roset (rosula) dibagi atas dua macam, yaitu roset akar dan roset batang.
4.      Duduk daun ada bermacam-macam, diantaranya tersebar, berkarang, berhadapan, berseling berhadapan, berseling, roset akar/batang.
5.      Daun penumpu berfungsi sebagai asimilasi.
6.      Deret fibonacci yaitu deret yang bentuk setiap angkanya merupakan jumlah daun yang dibentuk oleh angka-angka pembilang maupun penyebut.
7.      Pada daun pandan yang berasal dari familia pandanaceae memiliki tata duduk daun roset akar dan spirostik tiga.
8.      Daun mengkudu yang berasal dari familia rubiaceae memiliki tata duduk daun bersilang berhadapan.
9.      Daun allamanda dari familia oponyceae memiliki tata duduk daun berkarang.
10.  Daun srikaya dari familia annonaceae memiliki tata duduk daun berseling.
11.  Daun pacing dari familia zingiberaceae memiliki tata dudun daun melingkar spirostik satu.
12.  Daun pulai yang berasal dari familia apocynaceae termasuk dalam tata letak daun berkarang karena pada setiap nodus terdapat lebih dari dua daun.

X.                Daftar Rujukan         :
King, S., Beck, P, Lattge, U. 2014. On The Mystery Of The Golden Angel In Phyllotaxis. Journal Of Plant, Cells And Environment. Vol. 27 No. 6. Hal: 685-695.

Bryntsev, V. A. 2014. Type Of Phyllotaxis And Pattern Of Their Realization. Journal Of Russian Of Development Biology. Vol. 35 No. 2. Hal: 114-120.

Jeune, Bernard & Barabe, Denis 2014. Statistical Recognition Of Random Andregular Phyllotactic Pattern. Journal Annals Of Botany. Vol. 94 No. 6. Hal: 913-917.

No comments:

Powered by Blogger.