Protozoa
I.
Tanggal Praktikum : 21 Oktober
2015
II.
Judul Praktikum : Protozoa
III.
Tujuan Praktikum :
Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:
1. Untuk mengamati berbagai
ciri yang dimiliki oleh anggota protozoa
2. Untuk mengenal berbagai
contoh spesies dari masing-masing kelas dari protozoa
IV.
Dasar Teori :
Populasi
protozoa lumen dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar protein mikrobital
yang tersedia untuk dicerna dalam usus halus. Protozoa berperan sebagai predasi
terhadap bakteri rumen sehingga menurunkan efisiensi penggunaan nitrogen dalam
rumen. Protozoa kelompok entodiniomorph (suku opchyoscolecidae) memakan bakteri
sebagaimana mereka memakan granula pati, sehingga total aliran protein bagi
usus halus berkurang (Sugoro, 2006: 48).
Protozoa
sangat kosmopolit dan toleran terhadap faktor-faktor fisikokimia yang luas
termasuk pH, suhu, konsentrasi oksigen dan kegaraman. Mereka tidak tersebar
secara luas tetapi hidup pada habitat kecil, lingkungan yang basah seperti pada
tanah dan vegetasi (Itzel, 2010: 55).
Menurut sejarahnya, protozoa hampir masuk ke
dalam semua kelompok yang sekarang kita sebut sebagai protista. Seperti fungi,
hewan, tumbuhan dan eukariotik uniseluler lainnya (Rupert, 2004: 23).
V.
Alat dan Bahan :
A.
Alat
-
Mikroskop stereo
-
Mikroskop biologi
-
Alat bedah
-
Pipet tetes
B.
Bahan
-
Larutan tepung kanji
-
Kapas
-
Air biakan, air selokan, air kolam, air laut, air sungai
VI.
Cara kerja :
A.
Kelas Ciliata
1. Tiga hari sebelum praktikum dibiakkan Paramecium caudatum, dengan
merendam jerami dalam air. Diambil 2-3 tetes air rendaman pada bagian
permukaan, diletakkan di atas kaca benda dan diamati dengan mikroskop stereo.
2. Diperhatikan bentuk tubuh seperti sandal dengan silia diseluruh tubuh
yang memiliki bentuk dan panjang yang sama.
3. Untuk memperlambat dicampurkan dengan larutan kanji 1% atau larutan
gelatin 1% atau larutan polyvinyl alkohol 15% dengan tusuk gigi, amati dengan
mikroskop biologi. Diperhatikan silia, lekukan oral, vakuola makanan, vakuola
denyut, makronukleus dan mikronukleus.
4. Dibuat lingkaran dengan larutan kental pada kaca objek, ditetesi air yang
mengandung Paramecium ditengahnya. Ditambahkan serbuk kasmin atau
sedikit tinta cina yang telah encer. Diamati di bawah mikroskop cilia yang
mengalir serbuk kasmin atau tinta cina ke lekuk oral atau ke vakuola makanan.
5.
Ditetesi larutan iodium pada sisi kaca penutup, isaplah dengan kertas
saring dari sisi yang lain. Bagaimana bentuk dan keadaan Paramecium.
6.
Dibuat hirarchi taksonomi mulai dari phylum, kelas, ordo, familia, genus
dan spesies.
7.
Digambarkan dan diberikan keterangan.
B.
Kelas Flagellata
1. Disediakan Euglena yang memiliki tubuh memanjang, berkromatophor
hijau, sitoplasma dengan panjang 25-100 mikron. Memiliki sebuah flagellum di
anterior yang dimulai dari kerongkongan. Kerongkongan bermuara ke reservoir dan
kedalam reservoir ini bermuara vakuola kontraktil. Inti tunggal ditengahnya
berkumpul kromatin.
2. Pergerakan karena flagellum dan pada saat tertentu membelok dan berenang
menuju sumber cahaya (fototaksis positif). Bila keadaan kering hewan ini
membentuk krista dan tahan lama. Hewan ini dapat bertahan dalam gelap secara
saprofitik sehingga warna hijau hilang dinamakan dengan entiolasi.
3. Reproduksi dengan membelah diri secara longitudinal, yang dimulai pada
ujung anterior. Pernapasan melalui permukaan membran.
4.
Digambarkan, diperhatikan gerakan di dalam genap dan terang hewan.
C.
Kelas Rhizopoda
1.
Disediakan Amoeba proteus
2. Diambil air dari dasar perairan atau permukaan daun tumbuhan yang
terendam sebanyak setengah petridish dan didiamkan.
3.
Diambil air dalam petridish tadi dengan mikroskop stereo pada pembesaran
10-20 x.
4. Disiapkan Amoeba dengan pipet tetes sambil diamati dengan stereo,
diletakkan di atas kaca benda dan diamati dengan mikroskop biologi 10X.
5. Digambarkan Amoeba dengan bagiannya: a). Ektoplasma, bagian tepi
sangat transparan. b). Endoplasma, bagian dalam yang mengandung butir-butir
kristal dan vakuola makanan. c). Nukleus, transparan dan sukar terlihat. d).
Vakuola makanan. e). Vakuola denyut.
6. Pada sisi kaca penutup ditetesi merah netral yang sangat encer dan diisap
dengan kertas saring yang diletakkan pada sisi yang berlawanan, diamati dengan
mikroskop biologi sehingga tampa vakuola makanan.
7. Ditetesi methylene blue yang sangat encer pada sisi kaca penutup dan
diisap dengan kertas saring pada sisi berlawanan.
8.
Diperhatikan nukleus dari hewan ini dengan warna biru.
9.
Diamati dan digambarkan semua morfologi Amoeba yang terlihat dalam
tabel.
D.
Kelas Sporozoa
1.
Disediakan awetan Plasmodium, yang tersedia di laboratorium.
2.
Dengan mempergunakan mikroskop maka diperhatikan awetan dari Plasmodium.
3. Plasmodium memiliki
bentuk tubuh bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak beralat gerak dan tidak
memiliki vakuola kontraktil.
4. Apabila terdapat teman anda yang menderita penyakit malaria, diambil
setetes darah dengan mempergunakan blood lancep. Ditetesi darah tersebut pada
kaca benda dan diperhatikan dengan mempergunakan mikroskop.
5.
Digambarkan dalam tabel mempergunakan mikroskop.
6.
Setelah diamati maka jawablah pertanyaan berikut:
- Apakah anggota dari protozoa semua memiliki morfologi dan struktur yang
sama, jelaskan secara singkat
-
Dibuat sistematika dari anggota spesies yang diamati
-
Dibuat kesimpulan tersendiri dari masing-masing kelas protozoa
- Diuraikan kerugian dan kegunaan protozoa dalam kehidupan manusia.
- Diuraikan kerugian dan kegunaan protozoa dalam kehidupan manusia.
VIII.
Pembahasan :
Dari
hasil praktikum dapat diketahui bahwa protozoa adalah hewan yang memiliki
organisasi tubuh tingkat protoplasma. Artinya hewan ini memiliki organisasi
tubuh yang hanya terdiri dari satu sel saja, dimana proses-proses metabolisme
demi kelangsungan hidupnya erjadi di dalam protoplasma itu sendiri.
Berdasarkan
hasil praktikum dari keenam preparat air yang disediakan, yaitu air biakan, air
selokan, air sumur, air kolam, air laut dan air sungai tidak ditemukan jenis
dari spesies protozoa dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
misalnya cara pengambilan preparat yang kurang tepat dan faktor lainnya.
Satu
sel pada protozoa merupakan keseluruhan dari organisme tersebut. Protoplasma
dari sel protozoa dapat mengadakan modifikasi yang digunakan sebagai alat untuk
bergerak. Penonjolan yang bersifat sementara ini, selnya seperti kaki semu
(Pseudopodia) sel-sel demikian ini disebut dan bersifat amoeboid. Penonjolan
yang bersifat tetap terbagi dua type yaitu flagellata dan cilliata.
Protozoa
terbagi empat kelas yaitu kelas Cilliata dengan contoh spesies Paramecium
caudatum memiliki alat gerak berupa bulu getar, kelas Flagellata dengan
contoh spesies Euglena sp memiliki alat gerak berupa bulu cambuk. Pada kelas
flagellata terbagi menjadi dua subkelas yaitu phytomastigosphora yang memiliki
plastida dan zoomastigosphora yang tidak memiliki plastida. Spesies pada kelas
ini memiliki pellicula yang menyebabkan dapat bergerak aktif.
Sedangkan
kelas Rhizopoda dengan contoh spesies Amoeba proteus memiliki alat gerak
berupa kaki semu atau disebut dengan pseudopodia, dan kelas Sporozoa dengan
contoh spesies Plasmodium sp tidak memiliki alat gerak karena bersifat
parasit didalam tubuh. Setiap kelas pada protozoa memiliki ciri khas tersendiri
yang membedakan dengan kelas lainnya.
IX.
Kesimpulan :
1. Protozoa merupakan hewan uniseluler.
2. Phyllum protozoa merupakan tingkatan organisasi tubuh tingkat
protoplasma.
3. Protoplasma dari filum ini melakukan seluruh proses metabolisme demi
kelangsungan hidup.
4. Protoplasma sel ini dapat melakukan modifikasi berupa penonjolan untuk
alat gerak.
5. Penonjolan yang bersifat sementara terdapat pada psudopodia dan yang
bersifat tetap pada cilliata dan flagellata.
6. Protozoa bereproduksi secara aseksual.
7. Kelas pada protozoa terbagi empat yaitu Cilliata, Flagellata, Rhizopoda
dan Sporozoa.
8. Kelas flagellata memiliki pellicula dan bergerak sangat aktif.
9. Kelas flagellata mempunyai dua subkelas yaitu phytomastigosphora
(memiliki plastida) dan zoomastigosphora (tidak memiliki plastida).
10.
Protozoa dapat hidup di perairan tawar, ditempat lembab, laut, ditanah
dan pada hewan.
X.
Daftar Rujukan :
Rupert. E. dkk. 2004. Invertebrate Zoology.
USA: Books/cole.
Sigala, Itzel. 2010. Spatial and Temporal Distribution of Protozoa at
Cueva de Los Riscos, Querretaro, Mexico. Jurnal of Cava and Karst Studies.
Vol. 73(2): 55-62.
Sugoro. dkk. 2006. Pertumbuhan Protozoa dalam Tumbuhan Cairan Rumen
Kerbau yang Disuplementasi Tanin Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Aplikasi
isotop dan Radiasi. Vol. 2(2): 48-57.
Klasifikasi :
1.
Paramecium caudatum
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Ciliophora
Kelas :
Cilliata
Ordo :
Penniculida
Family :
Parameciidae
Genus :
Paramecium
Spesies :
Paramecium caudatum
2.
Euglena sp
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Euglenozoa
Kelas :
Eugloinodea
Ordo :
Euglenales
Family :
Euglenaceae
Genus :
Euglena
Spesies :
Euglena sp
3.
Amoeba proteus
Kingdom : Animalia
Phylum : Amoebozoa
Kelas : Tubulinea
Ordo : Tubulinida
Family : Amoebidae
Genus : Amoeba
Spesies : Amoeba proteus
4.
Plasmodium sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Apicomplexa
Kelas : Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium sp
Gambar Pembanding :
1.
Paramecium caudatum
2.
Euglena sp
3.
Amoeba proteus
4.
Plasmodium sp
No comments: