Tuesday, February 13, 2018

Tipe-Tipe Telur


Makalah
Tipe-Tipe Telur

Oleh

Nama : Sofia Lailatur Rahmah
Meja : 01

Asisten Meja : Risa Rianda




UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyusun makalah ini. Salawat dan salam kepada pangkuan alam Nabi besar Muhammad Saw. Yang telah membawa umat manusia ke alam  ilmu pengetahuan. Pada kesempatan ini, penulis telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Tipe-Tipe Telur”
Terima kasih penulis ucapkan kepada Asisten Meja Kelompok 3 kakak Risa Rianda. yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam melakukan penyusunan makalah hingga dapat menyelesaikan makalah tentang Tipe-Tipe Telur. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah, penulis memohon maaf atas hal yang berkenaan.
Demikianlah, semoga bisa menjadi ini inspirasi dan pembelajaran lebih baik kedepan serta bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun pembaca.

       Darussalam, 25 Oktober 2016


Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 3
1.3  Tujuan.................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 4
2.1 Pengertian Telur ....................................................................................................  4
2.2 Tipe Telur Berdasarkan Banyaknya Vitelus .........................................................  6
2.3 Tipe Telur Berdasarkan Persebaran Vitelus ..........................................................  8
BAB III PENUTUP................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 11
3.2 Saran.................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. iii



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll. Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur (Chartbet, 2013).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan ovogenesis. Proses ini meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada ovogenesis tidak ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada spermatogenesis. Ovogenesis memasuki tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai atau menjelang usia dewasa kelamin. Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi sitoplasma oogonium bertambah banyak oleh kuning telur (deuplasma), berkembangnya membran sel (zona pelusida), dan proliferasi sel-sel folikel (Sukra 2000).
Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, dimana sel telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati mikropil dan membuahi sel telur. Pada pembuahan ini terjadi pencampuran inti sel telur dengan inti sel jantan. Kedua macam inti sel ini masing-masing mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak satu set (Yatim, 1994).
Fertilisasi internal merupakan fertilisasi yang berlangsung didalam tubuh hewan betina.Oleh karena itu, ovum dan sperma berada dalam jarak yang sangat dekat didalam satu saluran kantung maka peluang untuk terjadinya fertilisasi jauh lebih besar dibandingkan dengan fertilisasi eksternal.Untuk mengantarkan spermatozoa kepada ovum didalam tubuh hewan betina, diperlukan adaptasi organ-organ reproduksi baik pada hewan jantan maupun hewan betina. Hewan jantan harus mempunyai organ untuk memasukan sperma kedalam tubuh hewan betina ( penis) . Sementara itu hewan betina juga harus mempunyai saluran atau kantung untuk menerima dan menyimpan sperma (Chartbet, 2013).
Bagian-bagian telur yaitu, cangkang telur yang mempunyai banyak pori  untuk pertukaran udara. Di dalam cangkang terdapat selaput tipis di salah satu ujung telur,  selaput tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga udara. Rongga Udara sebagai sumber oksigen bagi embrio. Albumen (putih telur) : Berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari goncangan, bahaya lain, dan sebagai cadangan makanan. Kuning Telur sebagai persediaan makanan bagi embrio. Kalaza (tali kuning telur) yang berfungsi untuk menahan kuning telur, supaya tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur. Keping Lembaga disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru (Anonim, 2012).
Lapisan korteks adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granula korteks bervariasi. Contoh miliki Echinodermata 0,8mm; milik Amphibia 2 mm. pada lapisan korteks Amphibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman (Slamet, 2000).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk), tersebarnya kuning telur yang ada di dalam sitoplasma. Telur isolesital atau homolesital atau oligolesital adalah tipe telur yang jumlah yolknya relatif sedikit dan tersebar merata di dalam ooplasma. Telur telolesital yaitu tipe telur yang jumlah yolknya agak banyak dan penyebarannya tidak merata, yolk terkumpul di wilayah kutub vegetal sehingga di wilayah kutub anima menandung lebih banyak ooplasma, contoh telur Amfibia (Sukra, 2000).
1.2         Rumusan Masalah
1)        Apa pengertian Telur?
2)        Bagaimana Tipe Telur Berdasarkan Banyaknya Vitelus?
3)        Bagaimana Tipe Telur Berdasarkan Persebaran Vitelus?
1.3         Tujuan
1)        Mengetahui pengertian telur
2)        Mengetahui tipe telur berdasarkan banyaknya vitelus
3)        Mengetahui tipe telur berdasarkan persebaran vitelus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Telur
Telur adalah salah satu makanan yang paling mudah untuk ditemui di mana-mana. Baik itu telur dari ayam maupun telur bebek. Tapi tahukah Anda? telur yang Anda biasa konsumsi sehari-hari memiliki banyak manfaat dan kegunaan yang baik untuk tubuh, atau bisa juga dimanfaatkan untuk kecantikan. Perlu diketahui, bahwa dokter dari USA sudah meneliti dan kuning telur adalah bagian telur yang paling banyak mengandung zat yang bermanfaat dibandingkan putih telur.
Telur dapat diklasifikasikan dengan tinjauan vitellus (lecith/yolk) dan atas dasar lecith menjadi lecithal (mempunyai lecith) dan alecithal (tidak mempunyai lecith. Berdasarkan penyebaran lecith dapat dibedakan menjadi isolesital, dan telolesital. Sedangkan berdasarkan banyak sedikitnya lecith atau yolk dapat dibedakan menjadi oligolecithal, polilecithal, dan megalecithal (Tim Penyusun, 2014).
Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein, lipida, fosfolipida, dengan komposisi yang sangat bervariasi. Pada vertebrata yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut dalam bentuk terlarut oleh darah ke ovarium. Di ovarium yolk ditransfer oleh sel-sel folikel ke dalam oosit untuk selanjutnya diproses oleh mitokondria menjadi butir-butir yolk. Berdasarkan jumlah dan cara penyebaran yolk, telur dibedakan atas beberapa tipe telur. Oosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pelindung dan sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya (Bambang, 2007).
Telur yang dihasilkan dari pembuahan atau perkawinan dari berbagai hewan walaupun sudah berhasil dibuahi masih masih memiliki peluang yang kecil untuk dapat berkembang pada awal-awalnya yang masih memerlukan perlindungan, penyesuaian, dan makanan. Telur yang bercangkang seperti ayam merupakan suatu adaptasi. Telur sendiri terdiri atas sejumlah besar kuning telur dan sedikit sitoplasma. Stelah fertilisasi dan masih dalam oviduk, telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumen encer yang tebal (putih telur) dan cangkang dari kasium karbonat (Tim Penyusun, 2014).
Lapisan korteks adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granula korteks bervariasi. Contoh miliki Echinodermata 0,8mm; milik Amphibia 2 mm. pada lapisan korteks Amphibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman (Slamet, 2000).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan ovogenesis. Proses ini meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada ovogenesis tidak ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada spermatogenesis. Ovogenesis memasuki tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai atau menjelang usia dewasa kelamin. Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi sitoplasma oogonium bertambah banyak oleh kuning telur (deuplasma), berkembangnya membran sel (zona pelusida), dan proliferasi sel-sel folikel (Sukra, 2000).
Telur yang mempunyai beberapa selaput yang satu sama lain berbeda asalnya. Lapisan yang dibentuk oleh ovarium disebut dengan bungkus sekunder dan lapisan yang dibentuk oleh sel kelamin betina disebut  dengan bungkus tersier. Membran vitellina sejati adalah kondensasi permukaan ooplasma. Membran ini temasuk bungkus primer dan dalam perkembangan telur setelah fertilisasi sebagai bungkus embrio primer (Tim Penyusun, 2014).
Telur megalesital adalah tipe telur yang mempunyai jumlah yolk yang sangat banyak sehingga inti dengan sedikit ooplasma terdesak ke kutub anima. Telur tipe ini berukuran besar karena kendungan yolknya, contoh telur pisces, reptil, dan aves. Telur sentrolesital adalah tipe telur dengan yolknya terkonsentrasi di tengah dan ooplasma tampak sebagi selaput tipis diwilayah permukaan dengan pulau-pulau sitoplasma, contoh telur arthropoda. Sel telur memiliki selaput pertama yaitu selaput vitelin yang sangat tipis dan dihasilkan oleh sel telur. Pada waktu tejadi fertilisasi, selaput terangkat sehingga membentuk selaput yang membungkus sel telur. Selaput sel telur yang berlangsung berbatasan dengan disebut dengan zona pelusida, dan selaput telur disebelah luar zona pelusida disebut korona radiata (Sukra, 2000).

2.2         Tipe Telur Berdasarkan Banyaknya Vitelus
Berdasarkan banyaknya yolk (vitelus) dalam sitoplasmanya telur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya:
a.    Telur Oligolesital: vitelus sedikit. Sel telur yang sedikit sekali atau hampir tidak mengandung yolk. Keadaan ini dijumpai oleh sel telur dari bangsa mamalia dan manusia.
b.    Telur Mesolesital: vitelus sedang. sel telur yang mengandung cukup banyak yolk dan tersebar, tetapi banyak yang tertimbun di daerah vegetal. Keadaan ini pada sel telur dari bangsa amphibia dan pisces.
c.    Telur Polilesital: vitelus banyak. sel telur yang mengandung banyak yolk dan tertimbun pada salah satu area. Keadaan ini dijumpai pada sel telur dari bangsa unggas dan sel reptil.
d.   Telur Megalesital/telolesital ekstrem: jumlah yolk sangat banyak sehingga inti dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur. Telur tipe ini berukuran besar contohnya telur Aves, dan Reptil.
Berikut beberapa model tipe telur berdasarkan persebaran vitelus secara berurutan :
a.    Telur Oligolesital
Oleh karena keadaan yolknya sedikit, maka perkembangan embrio sangat memerlukan jaminan dari induknya. Karena itu, perkembangan embrio dari bangsa ini berada didalam kandungan induk. Setelah berada dalam beberapa waktu tertentu induknya melahirkan. Kecuali pada Amphioxus, sebagai hewan pantai yang sedikit mengandung yolk pada sel telurnya.
b.    Telur Mesolesital
Sel-sel telur yang dikeluarkan dari induknya masih belum mengalami fertilisasi, karena itu sekali pun sel-sel telur itu telah dikeluarkan dari tubuh induknya, tidak akan dapat berkembang menjadi individu baru sebelum mengalami fertilisasi.
c.    Telur Polilesital
Perkembangan zygot dari sel telur jenis ini dari telur sampai menjadi anak berada dalam sel telur dan sama sekali tidak mendapatkan makanan dari induknya, karena persediaan makanan (yolk) dapat mencukupi kebutuhan bakal anak tersebut.
d. Telur Megalesital: vitelus lebih banyak (sangat banyak)
Gambar 1. Tipe telur Megalesital.
(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-04kawzpA62c/UV59yVGejgI/AAAAAAAAQ8/77Y36uEfaW0/s1600/megalesital.JPG)
Telur diatas termasuk tipe telur megalesital. Sangat terlihat dimana jumlah yolk sangat banyak sehingga inti dengan sedikit sitoplasma terdesak ke permukaan telur. Sehingga inti sel sangat berdekatan dengan membran sel. Telur tipe ini berukuran besar, contoh telur dengan tipe ini adalah telur Aves dan telur Reptil.

2.3         Tipe Telur Berdasarkan Persebaran Vitelus
Berdasarkan persebaran atau distribusi yolk (vitelus) dalam sitoplasmanya telur dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, diantaranya:
a.    Telur Sentrolesital: yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan sitoplasma terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh tipe telur ini yaitu telur Arthropoda.
b.    Telur Isolesital: jumlah yolk relatif sedikit dan tersebar merata di daerah sitoplasma telur. Contohnya telur Echinodermata, Amphioxus, dan Mamalia.
c.    Telur Telolesital: jumlah yolk relatif banyak dan tersebar di sitoplasma pada daerah kutub vegetatif.
Berikut beberapa model tipe telur berdasarkan persebaran vitelus secara berurutan :
a.    Telur Sentrolesital
Gambar 2. Tipe telur Sentrolesital.
(Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkdbKYYT2XNOvPcDYpVpc8gSz6pFxIMul08nhzuecU7NUEZVinioMppqS3IFbZ_s6GqFAwTAXQi5xbFDAa8Un1Okd1pYam9FZV0ed5ziyAZ6SD9zgg-QbbnChocoOrjEvxbZdRL8pjNNk/s1600/sentrolesital.JPG)
Telur ini termasuk tipe telur centrolesital. Dimana yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan sitoplasma terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan pulau-pulau sitoplasma di pusat telur. Contoh telur tipe ini adalah telur Arthropoda.
b.    Telur Isolesital
Gambar 3. Tipe telur Isolesital.
(Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpH_gwau9iU5zviv3pXec7fAWDijd2d47VLJFva9y2ar7TXFxzCtXqXQr2CWHdvzQHytltNfP_xBwD35zRVJ_nK1U2Ljmn4RKI9NrlAc7vw2fknWuC0fUeHvaX6pXpvtn7lWN9G-8AgUc/s1600/isolesital.JPG)
Gambar telur diatas termasuk tipe telur isolesital. Dimana  jumlah yolk relatif tersebar merata di daerah sitoplasma telur. Contoh telur tipe ini adalah telur Echinodermata, Amphioxus, dan telur Mamalia.
c.    Telur Telolesital
 Gambar 4. Tipe telur Telolesital.
(Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTTzJDVqV_XAw8vAaYltKxDQt_XSQf5DhJbkpadLZ09E6l1tpRC81-hnLAjVhpkuFcWn-rnGQykHlu6bhSgbimR7T2gFRCQux6DeuOuFSGhJtrP_vNmHwKbYHV0qWGfGrFlXDMjIaQbFQ/s1600/telolesital.JPG)
Tipe telur telolesital hampir sama dengan telur tipe megalesital. Telur ini memiliki jumlah yolk yang sangat banyak, sehingga inti sel dari  telur ini pun hampir terdesak keluar sitoplasma. Namun, letak inti sel tidak ekstrim seperti letak telur megalesital. Inti sel pada telur tipe ini tidak terlalu dekat dengan membran sel.
BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Cleavage atau pembelahan berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis telur dari spesiesnya masing-masing, karena dengan perbedaan jenis telurnya berbeda juga tipe atau jenis pembelahan yang berlangsung dan berbeda juga pada hasil pembelahannya.
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk), tersebarnya kuning telur yang ada di dalam sitoplasma. Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein, lipida, fosfolipida, dengan komposisi yang sangat bervariasi. Pada vertebrata yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut dalam bentuk terlarut oleh darah ke ovarium.
3.2         Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembelajaran kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bagian, Fungsi, Ciri, dan Jenis Telur. http://tokopastri.com/blog/bagian-fungsi-ciri-dan-jenis-telur. (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016).

Bresnick. 2003. Tipe Telur Biologi. Jakarta

Campbell, N.A. 1974. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Chartbet. 2013.  Embriogenesis Pembelahan. http://www.newsmedical.net/health /Embryogenesis-Cleavage-%28Indonesian%29.aspx. (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016).

Parker, S. 2001. Jendela Iptek Tubuh Manusia. Jakarta: Balai Pustaka.

Slamet, dkk. 2000. Perkembangan Hewan. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio- Benih Masa Depan. Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS.

Tim Penyusun. 2014. Buku petunjuk praktikum struktur dan perkembangan hewan II. Indralaya: UNSRI.

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi, Bandung: Tarsito.

Yudi dan Prakkasi. 2005. Telur Makhluk Hidup. http://journal.ipb.ac.id/ (Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016).


No comments:

Post a Comment