Wednesday, January 31, 2018

Uji kualitatif Protein dan Asam Amino (Uji Biuret)


I.                   Tanggal Praktikum  : 24 April 2015
II.                Judul Praktikum      : Uji kualitatif Protein dan Asam Amino (Uji Biuret)
III.             Tujuan Praktikum   :
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan agar dapat mengetahui beberapa reaksi uji terhadap asam amino dan protein

IV.             Dasar Teori               :
Tiga asam amino dapat digabungkan oleh 2 ikatan peptida untuk membentuk tripeptida; begitu juga, empat asam amino dapat dihubungkan oleh 3 ikatan peptida untuk membentuk tetrapeptida; lima asam amino dapat dihubungkan oleh 4 ikatan peptida untuk membentuk pentapeptida, dan seterusnya. Ketika beberapa asam amino tergabung dengan cara begini, struktur tersebut dinamakan oligopeptida (Nelson, 20008:82).
Terdapat 20 tipe asam amino pada protein, masing-masing dengan struktur kimia yang berbeda. Sebuah molekul protein tersusun dari rantai panjang asam amino. Masing-masing asam amino dihubungkan dengan ikatan peptida kovalen. Maka dari itu protein disebut juga polipeptida (Alberts, 2008:125).
Manusia dan hewan tidak dapat mensistesis atau membentuk semua asam amino dengan sendirinya. Beberapa asam amino diantaranya harus diambil dari makanan yang tergolong ke dalam asam amino esensial, karena asam amino esensial tidak dapat dibentuk atau disintesis oleh tubuh manusia dan hewan. Sedangkan asam amino yang dapat disintesis atau dibentuk oleh tubuh manusia sendiri disebut juga asam amino non esensial (Annur, 2008:48).

V.                Alat dan Bahan         :
A.       Alat
-     Alat tulis menulis
-     Tabung reaksi
-     Pipet tetes
-     Pemanas bunsen
B.       Bahan
-      Larutan albumin telur 2%
-      NaOH 10 %
-      CuSO4 0,1 %
-      Kristal urea
VI.             Cara kerja                 :
1.    Sebanyak 2 mL larutan protein (larutan albumin 2%) dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2.    Ditambahkan 2 mL larutan NaOH 10 % dan 5-10 tetes larutan CuSO4 0,1 %. Dicampur baik-baik dan diamati warna larutan.
3.    Selanjutnya dipanaskan sedikit urea di dalam tabung reaksi di atas api kecil hingga cair dan mendidih. Hati-hati jangan sampai  mengarang.
4.    Dilarutkan isi tabung dengan 1 mL air. Dilakukan uji biuret seperti di atas.

VII.          Tabel Pengamatan    :
No.
Bahan Makanan
Mula-mula
Direaksikan
Kesimpulan
NaOH
CuSO4
1
Albumin
Bening
Bening
Ungu
+
2
Urea
Bening
Bening
Biru
-

                                                            Disetujui Asisten Meja


                                                                                       
VIII.       Pembahasan               :
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa protein terbentuk dari asam amino yang saling berikatan yang disebut ikatan peptida. Asam amino merupakan suatu senyawa karboksilat yang mempunyai gugus amina (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Asam amino essensial tidak dapat disintesis atau dibntuk oleh tubuh manusia sehingga kebutuhan asam amino ini harus didatangkan dari luar tubuh dalam bentuk makanan. Sedangkan asam amino non essensial dapat disintesis atau dibentuk di dalam tubuh manusia. Dilihat dari ikatan yang terjadi pada protein, struktur protein terdiri dari struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener (yang juga terselip molekul lain).
Uji biuret merupakan uji umum bagi protein dan positif untuk semua senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sedangkan dipeptida, urea dan asam amino (kecuali serin dan threonin) akan memberikan reaksi negatif. Biuret akan memberikan warna ungu bila direaksikan dengan larutan basa kuat dan diteteskan sedikit larutan tembaga sulfat encer. Hal ini terjadi karena pada biuret terdapat ikatan yang sama dengan ikatan peptida pada protein. Warna ungu disebabkan terbentuknya senyawa kompleks-tembaga-natrium-biuret. Bila penambahan tembaga sulfat terlalu banyak warna ungu ini dapat menjadi kebiruan.
Pada uji kali ini menggunakan 2 mL larutan albumin 2 % serta kristal urea secukupnya yang dipanaskan kemudian diuji dengan pereaksi biuret yang ditambahkan kedalamnya beberapa tetes tembaga sulfat dengan tidak berlebihan. Karena jika penambahan tembaga sulfat terlalu banyak, warna yang dihasilkan akan berubah menjadi kebiruan dari yang seharusnya ungu.
Ada 2 tabung reaksi yang disediakan. Pada tahap pertama larutan 2 mL larutan albumin 2 % dimasukkan kedalam tabung reaksi. Mula-mula diteteskan 2 mL larutan NaOH 10 %, kemudian diteteskan CuSO4 sebanyak 10 tetes. Dan diamati perubahan yang terjadi, kemudian dihasilkan perubahan warna dari bening menjadi uwarna ngu. Uji ini positif karena endapan warna yang dihasilkan adalah sesuai yaitu warna ungu.
Pada tabung reaksi yang kedua, dimasukkan sedikit urea kemudian dipanaskan dengan api bunsen dengan tidak terlalu lama, dari awalnya urea berbentuk kristal dipanaskan hingga menjadi cair dan kemudian mendidih. Jika dipanaskan terlalu lama maka kristal urea ditakutkan akan mengarang. Kemudian tabung reaksi kedua ini ditambahkan lagi 1 mL air. Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan NaOH dan diteteskan CuSO4. Mula-mula CuSO4 diteteskan sebanyak 10 tetes namun larutan masih berwarna bening, kemudian diteteskan lagi CuSO4 sebanyak 10 tetes dan larutan berubah menjadi warna biru. Total tetesan yang dilakukan adalah 20 tetes, dan menunjukkan uji negatif karena dihasilkan warna biru. Penambahan NaOH pada larutan protein yaitu sebagai katalis berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein.

IX.             Kesimpulan                :
1.        Protein terbentuk dari asam amino yang berikatan disebut dengan ikatan peptida.
2.        Asam amino merupakan suatu senyawa karboksilat yang mempunyai gugus amina (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH).
3.        Asam amino essensial tidak dapat disintesis atau dibntuk oleh tubuh manusia.
4.        Sedangkan asam amino non essensial dapat disintesis atau dibentuk di dalam tubuh manusia.
5.        Uji biuret merupakan uji umum bagi protein dan positif untuk semua senyawa yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida.
6.        Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
7.        Biuret akan memberikan warna ungu bila direaksikan dengan larutan basa kuat dan diteteskan sedikit larutan tembaga sulfat encer.
8.        Reaksi albumin pada uji biuret menunjukkan hasil uji positif karena menghasilkan warna ungu.
9.        Warna ungu disebabkan terbentuknya senyawa kompleks-tembaga-natrium-biuret.
10.    Reaksi urea pada uji biuret menunjukkan hasil uji negatif dengan menghasilkan warna biru.
11.    Pemutusan ikatan peptida yang terjadi lebih banyak pada albumin daripada urea.
12.    Urea hanya mengandung satu ikatan peptida atau disebut dipeptida.
13.    Penambahan NaOH pada larutan protein yaitu sebagai katalis berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein.

X.                Daftar Rujukan        :
Alberts, dkk. 2008. Molecular Biology of The Cell. New York: Garland Science.

Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik. Jurnal Ilmiah GIGA. Vol. 11 (3): 45-56.

Nelson, david L. & Cox, michael M. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry Fifth Edition. New York: W. H. Freeman aand Company.

No comments:

Post a Comment