I.
Tanggal Praktikum : 24
April 2015
II.
Judul Praktikum : Uji
kualitatif Protein dan Asam Amino (Uji Biuret)
III.
Tujuan Praktikum :
Setelah
melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan agar dapat mengetahui beberapa reaksi
uji terhadap asam amino dan protein
IV.
Dasar Teori :
Tiga
asam amino dapat digabungkan oleh 2 ikatan peptida untuk membentuk tripeptida;
begitu juga, empat asam amino dapat dihubungkan oleh 3 ikatan peptida untuk
membentuk tetrapeptida; lima asam amino dapat dihubungkan oleh 4 ikatan peptida
untuk membentuk pentapeptida, dan seterusnya. Ketika beberapa asam amino
tergabung dengan cara begini, struktur tersebut dinamakan oligopeptida (Nelson,
20008:82).
Terdapat 20 tipe asam amino pada
protein, masing-masing dengan struktur kimia yang berbeda. Sebuah molekul
protein tersusun dari rantai panjang asam amino. Masing-masing asam amino
dihubungkan dengan ikatan peptida kovalen. Maka dari itu protein disebut juga
polipeptida (Alberts, 2008:125).
Manusia
dan hewan tidak dapat mensistesis atau membentuk semua asam amino dengan sendirinya.
Beberapa asam amino diantaranya harus diambil dari makanan yang tergolong ke
dalam asam amino esensial, karena asam amino esensial tidak dapat dibentuk atau
disintesis oleh tubuh manusia dan hewan. Sedangkan asam amino yang dapat
disintesis atau dibentuk oleh tubuh manusia sendiri disebut juga asam amino non
esensial (Annur, 2008:48).
V.
Alat dan Bahan :
A.
Alat
-
Alat tulis menulis
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Pemanas bunsen
B.
Bahan
-
Larutan albumin telur 2%
-
NaOH 10 %
-
CuSO4 0,1 %
-
Kristal urea
VI.
Cara kerja :
1. Sebanyak 2 mL larutan protein (larutan albumin
2%) dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2 mL larutan NaOH 10 % dan 5-10
tetes larutan CuSO4 0,1 %. Dicampur baik-baik dan diamati warna
larutan.
3. Selanjutnya dipanaskan sedikit urea di dalam
tabung reaksi di atas api kecil hingga cair dan mendidih. Hati-hati jangan
sampai mengarang.
4. Dilarutkan isi tabung dengan 1 mL air.
Dilakukan uji biuret seperti di atas.
VII.
Tabel Pengamatan :
No.
|
Bahan Makanan
|
Mula-mula
|
Direaksikan
|
Kesimpulan
|
|
NaOH
|
CuSO4
|
||||
1
|
Albumin
|
Bening
|
Bening
|
Ungu
|
+
|
2
|
Urea
|
Bening
|
Bening
|
Biru
|
-
|
Disetujui
Asisten Meja
VIII. Pembahasan :
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa protein terbentuk
dari asam amino yang saling berikatan yang disebut ikatan peptida. Asam amino
merupakan suatu senyawa karboksilat yang mempunyai gugus amina (-NH2)
dan gugus karboksil (-COOH). Asam amino essensial tidak dapat disintesis atau
dibntuk oleh tubuh manusia sehingga kebutuhan asam amino ini harus didatangkan
dari luar tubuh dalam bentuk makanan. Sedangkan asam amino non essensial dapat
disintesis atau dibentuk di dalam tubuh manusia. Dilihat dari ikatan yang
terjadi pada protein, struktur protein terdiri dari struktur primer, struktur
sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener (yang juga terselip molekul
lain).
Uji
biuret merupakan uji umum bagi protein dan positif untuk semua senyawa yang
mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sedangkan dipeptida, urea dan asam
amino (kecuali serin dan threonin) akan memberikan reaksi negatif. Biuret akan
memberikan warna ungu bila direaksikan dengan larutan basa kuat dan diteteskan
sedikit larutan tembaga sulfat encer. Hal ini terjadi karena pada biuret
terdapat ikatan yang sama dengan ikatan peptida pada protein. Warna ungu
disebabkan terbentuknya senyawa kompleks-tembaga-natrium-biuret. Bila
penambahan tembaga sulfat terlalu banyak warna ungu ini dapat menjadi kebiruan.
Pada
uji kali ini menggunakan 2 mL larutan albumin 2 % serta kristal urea secukupnya
yang dipanaskan kemudian diuji dengan pereaksi biuret yang ditambahkan kedalamnya
beberapa tetes tembaga sulfat dengan tidak berlebihan. Karena jika penambahan
tembaga sulfat terlalu banyak, warna yang dihasilkan akan berubah menjadi
kebiruan dari yang seharusnya ungu.
Ada
2 tabung reaksi yang disediakan. Pada tahap pertama larutan 2 mL larutan
albumin 2 % dimasukkan kedalam tabung reaksi. Mula-mula diteteskan 2 mL larutan
NaOH 10 %, kemudian diteteskan CuSO4 sebanyak 10 tetes. Dan diamati
perubahan yang terjadi, kemudian dihasilkan perubahan warna dari bening menjadi
uwarna ngu. Uji ini positif karena endapan warna yang dihasilkan adalah sesuai
yaitu warna ungu.
Pada
tabung reaksi yang kedua, dimasukkan sedikit urea kemudian dipanaskan dengan
api bunsen dengan tidak terlalu lama, dari awalnya urea berbentuk kristal
dipanaskan hingga menjadi cair dan kemudian mendidih. Jika dipanaskan terlalu
lama maka kristal urea ditakutkan akan mengarang. Kemudian tabung reaksi kedua
ini ditambahkan lagi 1 mL air. Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan NaOH dan
diteteskan CuSO4. Mula-mula CuSO4 diteteskan sebanyak 10
tetes namun larutan masih berwarna bening, kemudian diteteskan lagi CuSO4
sebanyak 10 tetes dan larutan berubah menjadi warna biru. Total tetesan yang
dilakukan adalah 20 tetes, dan menunjukkan uji negatif karena dihasilkan warna
biru. Penambahan NaOH pada larutan protein yaitu sebagai katalis berfungsi
untuk menghancurkan atau memecahkan protein.
IX.
Kesimpulan :
1.
Protein terbentuk dari asam
amino yang berikatan disebut dengan ikatan peptida.
2.
Asam amino merupakan suatu
senyawa karboksilat yang mempunyai gugus amina (-NH2) dan gugus
karboksil (-COOH).
3.
Asam amino essensial tidak
dapat disintesis atau dibntuk oleh tubuh manusia.
4.
Sedangkan asam amino non
essensial dapat disintesis atau dibentuk di dalam tubuh manusia.
5.
Uji biuret merupakan uji umum
bagi protein dan positif untuk semua senyawa yang mengandung dua atau lebih
ikatan peptida.
6.
Biuret adalah senyawa dengan
dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
7.
Biuret akan memberikan warna
ungu bila direaksikan dengan larutan basa kuat dan diteteskan sedikit larutan
tembaga sulfat encer.
8.
Reaksi albumin pada uji
biuret menunjukkan hasil uji positif karena menghasilkan warna ungu.
9.
Warna ungu disebabkan
terbentuknya senyawa kompleks-tembaga-natrium-biuret.
10. Reaksi urea pada uji biuret menunjukkan hasil
uji negatif dengan menghasilkan warna biru.
11. Pemutusan ikatan peptida yang terjadi lebih
banyak pada albumin daripada urea.
12. Urea hanya mengandung satu ikatan peptida atau
disebut dipeptida.
13. Penambahan NaOH pada larutan protein yaitu
sebagai katalis berfungsi untuk menghancurkan atau memecahkan protein.
X.
Daftar Rujukan :
Alberts, dkk. 2008. Molecular Biology
of The Cell. New York: Garland Science.
Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Analisa
Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial
Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik. Jurnal Ilmiah GIGA. Vol.
11 (3): 45-56.
Nelson, david L. & Cox, michael M. 2008. Lehninger
Principles of Biochemistry Fifth Edition. New York: W. H. Freeman aand
Company.
No comments:
Post a Comment