I.
Tanggal Praktikum : 17
April 2015
II.
Judul Praktikum : Uji
kualitatif Protein dan Asam Amino (Uji Millon)
III.
Tujuan Praktikum :
Mahasiswa
dapat mengetahui beberapa reaksi uji terhadap asam amino dan protein
IV.
Dasar Teori :
Protein
adalah suatu polimer asam amino, yang mana sisa dari asam amino saling
terhubung dengan asam amino di sebelahnya melalui sebuah tipe spesifik dari
ikatan kovalen. Kata “sisa” merujuk pada lepasnya elemen air ketika 1 asam
amino terikat dengan yang lain. Protein dapat dihidrolisis menjadi asam amino
dengan banyak cara (Nelson, 20008:72).
Ada 20 tipe asam amino pada
protein, masing-masing dengan struktur kimia yang berbeda. Sebuah molekul
protein tersusun dari rantai panjang asam amino tersebut. Masing-masing asam
amino dihubungkan dengan ikatan peptida kovalen. Maka dari itu protein disebut
juga polipeptida (Alberts, 2008:125).
Protein
adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri atas
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Protein biasanya merupakan suatu
polimer yang tersusun atas banyak sub unit (monomer) yang dikenal sebagai asam
amino (Annur, 2008:46).
V.
Alat dan Bahan :
A.
Alat
-
Alat tulis menulis
-
Tabung reaksi
-
Gelas piala
-
Pipet tetes
-
Pipet mohr
-
Kertas saring
-
Corong
-
Penangas air
B.
Bahan
-
Larutan albumin 2%
-
Pereaksi millon
-
Reagent millon:
1. Larutan 10 gr mercuri (Hgcl)
2. 20 mL asam nitrat pekat
3. 60 mL air
VI.
Cara kerja :
1. Ditambahkan 3 tetes pereaksi millon ke dalam 3
mL larutan protein (albumin)
2. Selanjutnya dipanaskan sampai mendidih. Reaksi
positif ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah
3. Bila belum terbentuk warna, ditambahkan lagi
2-3 tetes pereaksi millon dan dipanaskan lagi
4. Dihindarkan penambahan pereaksi berlebihan yang
akan menimbulkan warna kuning
VII.
Tabel Pengamatan :
No.
|
Bahan Makanan
|
Ditambahkan Millon
|
Kesimpulan
|
|
Sebelum dipanaskan
|
Sesudah dipanaskan
|
|||
1
|
Larutan Albumin 2%
|
Keruh
|
Terbentuk endapan merah
|
+
|
Disetujui
Asisten Meja
VIII. Pembahasan :
Pereaksi
millon merupakan campuran Hg-nitrat dan Hg-nitrit di dalam larutan asam nitrat
pekat. Gugus hidroksifenil (monohidroksi benzene) akan dinitrasi oleh pereaksi
millon membentuk larutan kompleks merkuri (Hg) berwarna, yang merupakan derivat
nitrofenil. Ion-ion anorganik seperti Cl- dan NH4+
dapat mengganggu uji ini. Hal ini menyebabkan uji ini tidak bermanfaat untuk
analisis air kemih. Uji ini khas untuk asam amino yang memiliki gugus
hidroksifenil (monohidroksi benzene).
Pada
uji kali ini menggunakan larutan albumin 2 % yang diuji dengan pereaksi millon
yang ditambahkan beberapa tetes, dengan tidak berlebihan karena jika berlebihan
albumin akan berubah menjadi warna kuning. Mula-mula diteteskan sebanyak lima
tetes daan kemudian dipanaskan. Namun tidak dihasilkan endapan yang membentuk
warna merah pada permukaannya, kemudian ditambahkan lagi 2 tetes dan dipanaskan
kembal. Baru kemudian dihasilkan endapan yang membentuk warna merah. Uji ini
positif karena endapan warna yang dihasilkan sesuai dan total tetesan millon
yang dibutuhkan adalah 7 tetes.
Pereaksi
millon adalah larutan merkuri dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Pada
dasarnya reaksi ini positif (+) untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Apabila pereaksi ini
ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung asam amino dengan rantai
samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara
langsung akan menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang terbentuk
berupa garam kompleks dari tyrosin yang ternitrasi.
Jika
larutan protein yang dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu
harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi
akan mengendap sebagai Hg(OH)2, pada penetralan ini digunakan asam
lain selain HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat
menghasilkan radikal Klor (Cl). Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna.
Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung
tyrosin akan memberikan hasil yang positif.
IX.
Kesimpulan :
1.
Pereaksi millon merupakan
campuran Hg-nitrat dan Hg-nitrit dalam larutan asam nitrat pekat.
2.
Gugus hidroksifenil akan
dinitrasi oleh pereaksi millon membentuk larutan kompleks merkuri (Hg)
berwarna.
3.
Ion-ion anorganik seperti Cl-
dan NH4+ dapat mengganggu proses uji millon.
4.
Uji millon tidak bermanfaat
untuk analisis air kemih.
5.
Uji millon khas untuk asam amino
yang memiliki gugus hidroksifenil.
6.
Pereaksi millon adalah
larutan merkuri dan merkuri nitrit dalam asam nitrat.
7.
Protein yang mengandung
tyrosin, seperti pada alarutan albumin akan memberikan hasil yang positif pada
uji millon.
8.
Uji positif ditandai dengan
warna larutan yang terbentuk berwarna merah.
9.
Jika protein yang akan
dianalisis berada dalam suasana basa, maka harus dinetralisir terlebih dahulu
dengan asam.
10. Pada penetralan ini digunakan asam selain Hcl
karena Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal
klor.
X.
Daftar Rujukan :
Alberts, dkk. 2008. Molecular Biology
of The Cell. New York: Garland Science.
Annur, H dan H.H, Santosa. 2008. Analisa
Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial
Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik. Jurnal Ilmiah GIGA. Vol.
11 (3): 45-56.
Nelson, david L. & Cox, michael M. 2008. Lehninger
Principles of Biochemistry Fifth Edition. New York: W. H. Freeman aand
Company.
No comments:
Post a Comment