Kapasitas Lapang
Field Capacity
Sofia Lailatur Rahmah
Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh
e-mail: sofialrahmah@gmail.com
Abstrak
Telah dilaksanakan praktikum di Laboratorium Biologi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Darussalam Banda
Aceh, pada tanggal 08 Oktober 2016. Dengan judul praktikum“Kapasitas Lapang”. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas lapang
terhadap pertumbuhan tanaman, serta manfaat kapasitas lapangan. Alat yang digunakan ialah pot/polybag,
ayakan dan timbangan. Bahan yang
digunakan ialah tanah, air, anakan kacang hijau dan
jagung yang sudah berumur satu minggu. Kapasitas lapang adalah persentase
kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadi drainase dan kecepatan
gerakan air ke bawah. Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh selama
air di dalam tanah masih lebih tinggi dari pada kapasitas lapang maka tanah
akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler selalu dapat mengganti kehilangan
air.
Kata Kunci: Kapasitas Lapang, Tanah, Air
Abstract
Keywords: field capacity, soil, water.
.
Pendahuluan
Kapasitas lapang adalah kemampuan tanah untuk
menyerap air. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini
disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel tanah berukuran besar
(0,02-2mm) (Sinulingga, 2010: 33).
Tingkat kapasitas lapang sangat berperan
penting dalam bercocok tanam di suatu daerah,apabila kapasitas lapang pada
suatu tanaman tidak di perhatikan maka
tanaman tersebut tidak bisa tumbuh dengan optimal. Untuk menentukana kapasitas lapang dapat
digunakan dengan metode membandingkan kadar air kapasitas lapang di teko dengan
kadar air kapasitas di bedengan (Gusdi, 2014: 29).
Produksi tanaman pertanian sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan air, dan juga pada
gilirannya sifat-sifat tanah dan
kandungan air dalam tanah. Kadar air di dalam tanah, terutama sekitar daerah
perakaran harus cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman atau berada
dalam kondisi kapasitas lapang, agar
tanah dapat tumbuh dengan optimal (Arsyad, 2012: 32).
Kapasitas lapang yaitu air yang
dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas
lapang terjadi jika tanah dijenuhi, Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan
iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan
hasil yag setinggi-tingginya dan kapasitas lapang tergantung terhadap luasnya
permukaan (Fans. 2006: 50).
Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh
tanah sesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah. Keadaan ini
terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh selama air di dalam tanah masih lebih
tinggi dari pada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan
air kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air (Woodly, 2010: 320).
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Universitas Syiah
Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh pada tanggal 08 Oktober 2016.
Alat dan Bahan
Alat
praktikum yang digunakan adalah cangkul, gelas kimia, timbangan, ayakan, kertas
millimeter, dan polybag.
Bahan
praktikum yang digunakan adalah tanah dan air.
Prosedur
1. Dipilih tanah yang bebas
dari humus dan pupuk
2. Dicangkul sebanyak 85-100kg
3. Tanah tersebut dikeringkan selama 2-3hari
4. Diayak tanah sehingga kerikil dan sampah tidak ada
lagi
5. Setelah kering dan diayak, tanah tersebut ditimbang
sebanyak 1kg/polybag. Dilakukan terus menerus hingga habis tanah yang telah
dicangkul
6. Dilakukan penyiraman
7. Setelah seminggu tumbuhan siap ditanam.
Tabel Hasil Pengamatan
Latihan
|
∑
|
Ket
|
|
1
|
10750
|
153.56
|
|
2
|
27705
|
164,91
|
|
3
|
11725
|
781.67
|
|
5
|
18080
|
860.952
|
|
Cadangan
|
8180
|
818
|
Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan perlakuan yang dilakukan terhadap
kapasitas lapang pada tanah selama 1 minggu maka telah dapat dilihat dan diukur
kapasitas lapang dari tanah tersebut. Praktikum ini telah dilakukan tepatnya di
halaman belakang FKIP Universitas Syah Kuala.
Kapasitas
lapang merupakan kemampuan tanah mengikat air, apabila dilakukan penyiraman
ditandai dengan merembesnya air keluar dari media tanah. Kapasitas lapang
adalah keadaan tanah yang cukup lembab
yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus
diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin
kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut
sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen). Kapasitas lapang
menunjukkan suatu kadar air dalam tanah sesudah air gravitasi habis dan
pergerakan air kapiler sangat lambat, sehingga hampir sama dengan besarnya
kapasitas kapiler . Atau dapat pula diberi batasan sebagai presentase air dalam
tanah yang menunjukan kecepatan air yang menembus tanah telah mencapai harga
minimum.
Pada
pengamatan dan perlakuan yang telah dilakukan selama seminggu telah dapat
dilihat dan diamati kapasitas lapang dari tanah. Sebelum menentukan kapasitas
lapang, tanah yang digunakan dalam praktikum kali ini menggunakan tanah alami
dengan tanpa ditambahkan baik pupuk, humus, sekam, dll. Tanah alami yang telah
diambil kemudian dikering anginkan sampai terlihat kering. Kemudian diayak
dengan menggunakan ayakan tanah. Tujuan dikering anginkan agar mudah dalam
pengayakan tanah. Setelah diayak selanjutnya tanah dikering anginkan kembali.
Ini dilakukan agar tanah tidak mengandung air didalamnya jadi tanah yang
digunakan harus kering.
Selanjutnya, tanah yang
sudah dikering anginkan dimasukkan kedalam poly bag kecil sebanyak 80 polybag
yang masing- masing sudah ditentukan kode dari setiap perlakuan nantinya yang
akan dilakukan. Masing- masing polybag diisi tanah dengan berat 1 kg. Setelah
itu barulah disiram dengan menggunakan Beaker glass. Penyiraman dengan
menggunakan beaker glass agar memudahkan pengukuran ketika menyiram air pada
tanah. Penyiraman dilakukan selama seminggu pada sore hari tepatnya pukul 16.30
WIB. Penyiraman dilakukan harus sesuai dengan waktu setiap harinya selama
seminggu. Akhirnya didapatlah hasil dari kapasitas lapang selama seminggu dari
data yang sudah dikumpulkan dapat dilihat bahwa pada hari pertama penyiraman diperlukan
volume air yang lebih besar untuk menentukan kapasitas lapang. Kemudian hari
selanjutnya diperlukan volume air yang lebih sedikit dari hari sebelumnya dalam
menentukan kapasitas lapang tersebut.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Dari hasil praktikum yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kapasitas lapang yaitu air yang
dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Tingkat kapasitas
lapang antara satu polybag dengan polybag yang lain berbeda. Tingkat kualitas tanah
menetukan baik atau tidaknya penyerapan air. Tiap tanaman membutuhkan keadaan
cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga
didapatkan hasil yag setinggi-tingginya. Tanah liat kurang baik digunakan untuk
mengukur tingkat kapasitas lapang, karena daya penyerapan lambat. Kapasitas
lapang di tandai dengan merembesnya air keluar melalui pori-pori tanah.
Kapasitas lapang pada tanah yang berstruktur dengan pori-pori halus lebih besar
dari kapasitas lapang tanah yang berstruktur dengan pori-pori kasar. Tingkat
kapasitas lapang dibutuhkan sebagai tingkat untuk mengetahui kadar air yang
dibutuhkan tanah. Nilai kapasitas lapang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu tekstur tanah dan struktur tanah. Kandungan air pada kapasitas lapang
ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan air 1/3 bar.
Saran
Pada
praktikum kali ini praktikan akan mencari data kapasitas lapang pada
masing-masing pot, proses penyiraman hendaknya dilaksanakan dengan sesuai agar
didapatkan data kapasistas lapang yang tepat.
Daftar Pustaka
Arsyad,
A. 2012. Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi Untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar
(Tbs) Pada Lahan Marginal Kumpeh. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri
Sains, Vol 14 (1): 29-36.
Frans, James. 2006. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Journal Kultivur Perbandingan, Vol 1(2): 40-50.
Gusdi,
R, dkk. 2014. Teknologi Pemberian Air Pada Bedengan Berdasarkan Kadar Air
Kapasitas Lapang Tanah. Jurnal Nasional Ecopedon, Vol 2 (2):
29-33.
Sinulingga,
M. 2010. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan
Tepung Rumput Laut (Gracilaria verrucosa). Jurnal Pertanian, Vol 1 (3): 32-38.
Woodly.
2010. Kapasitas Lapang. New York Jurnal,
Vol 1(9): 320-324.
No comments:
Post a Comment