Wednesday, January 31, 2018

Porifera


I.                   Tanggal Praktikum  : 28 Oktober 2015

II.                Judul Praktikum       : Porifera

III.             Tujuan Praktikum    :
Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:
1.    Untuk mengamati struktur dasar porifera
2.    Untuk mengetahui serabut spongin yang menyusun masing-masing tubuh porifera
3.    Untuk mengetahui contoh spesies masing-masing kelas dari porifera yang ada disekitar manusia

IV.             Dasar Teori                :
Sponge termasuk porifera, beberapa jenis sponge diketahui memiliki senyawa bioaktif sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi untuk mengobati penyakit pada manusia dan hewan (Suharyanto, 2012: 209).
Susunan tubuh porifera lebih kompleks sebab tubuhnya tidak lagi terdiri dari satu sel, melainkan tersusun atas banyak sel. Oleh karena itu beberapa ahli memasukkan porifera kedalam hewan metozoa (Jasin, 2004: 56).
Porifera merupakan salah satu tantangan yang bersifat untuk menyelesaikannya pohon metazoan kehidupan dan merupakan persyaratan untuk memahami evolusi hewan awal analisis filogenetik molekuler untuk 2 dari 3 yang masih ada filum Demonspongea dan calcarea (Dohirman, 2008: 388).

V.                Alat dan Bahan         :
A.      Alat
-          Mikroskop stereo
-          Alat bedah
-          Petridish
-          Nampan bedah
B.       Bahan
-       Aquadest
-       Porifera yang ada disekitar

VI.             Cara kerja                 :
1.        Disediakan spesies dari porifera yang ada dilingkungan tempat tinggal, diletakkan di atas petridish
2.        Diamati dari bentuk osculum dari spesies ini dengan menggunakan mikroskop stereo
3.        Disayat bagian atas dari osculum ini secara horizontal, diamati dengan mikroskop stereo
4.        Disayat secara vertikal melalui ozculum sehingga spongocoel terbagi dua. Diamati bagaimana bentuk sel bagian dalam spongocoel ini.
5.        Disayat bagian lain dari porifera ini, diamati dan apa yang terlihat
6.        Dihancurkan sebagian kecil dari tubuh porifera ini, lalu diamati
7.        Bagaimana bentuk spikula yang membentuk tubuh porifera ini
8.        Diambil porifera yang masih utuh, diperhatikan:
a)        Spongiocoel
b)        Ostium dan osculum
c)        Apopil (lubang penghubung saluran radier dengan spongiocoel)
d)       Prosofil (lubang penghubung saluran masuk dengan radier)
e)        Spicula
f)         Koanocyte (sel bulat berleher dan berflagel)
g)        Amoebocyte (sel-sel bentuk seperti amoeba)
9.        Dilengkapi tabel dan dijawab pertanyaan

VIII.       Pembahasan               :
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa porifera merupakan hewan bersel banyak atau metazoan yang paling sederhana. Habitatnya pada umunya hidup diperairan laut maupun perairan air tawar, dan bernafas dengan permukaan tubuhnya. Porifera memiliki tiga lapisan tubuh yaitu pinakocyte, mesohyl dan koanocyte. Pada tubuh terdapat ruang gastral atau ruang sentral sebagai paragastral yang berfungsi sebagai kloaka. Tubuhnya tidak dilengkapi dengan bagian yang dapat digerakkan sehingga porifera tidak memiliki alat gerak.
Porifera merupakan hewan yang memiliki ciri utama tubuh berpori. Ada dua macam pori pada tubuh porifera yaitu ostium atau ostia berupa pori kecil yang terdapat pada seluruh tubuh porifera dan osculum atau oscula berupa lubang besar pengeluaran yang terdapat pada ujung pengeluaran spongocoel.
Ostium merupakan saluran pemasukan yang terdapat pada sekitar pinggir tubuh porifera, sedangkan osculum adalah saluran pengeluaran yang terletak pada bagian tengah atas porifera, dan ada yang menghubungkan kedua saluran itu disebut saluran kloaka paragastral atau disebut juga spongocoel.
Porifera mempunyai spicula (rangka tubuh) yang berfungsi memberikan bentuk tubuh, bentuk spicula bermacam-macam sehingga dipakai sebagai indikator untuk klasifikasi dan identifikasi dari filum porifera. Berdasarkan bentuk tubuh porifera dibagi menjadi Asconoid, Syconoid dan Leuconoid. Spicula porifera memiliki jenis-jenis yaitu monoakson, diakson, triakson dan poliakson. Sedangkan berdasarkan bahan pembentuk tubuh yaitu porifera kapur, porifera lunak dan porifera silikat.
Filum porifera mempunyai tiga kelas yaitu Calcarea, Hexatinellida dan Demospongia. Contoh spesies dari masing-masing kelas adalah Leucoselonia sp, Euplectella sp dan Spongilla sp. Pada praktikum hanya ada salah satu spesies porifera dari kelas Demospongia yang diamati.
Kelas Calcarea mempunyai ciri-ciri skeleton terdiri dari spicula yang dibentuk dari kapur dan bertipe tubuh Asconoid, Syconoid dan Leuconoid. Kelas Hexatinellida spiculanya terbuat dari silikat, memiliki bentuk tubuh berbulu, berwarna suram dan sedikit gelap. Kelas Demospongia spicula terbentuk dari spongin yaitu bahan silikat dan campuran yang berbentuk lunak. Spiculanya berjurus empat dan pada umumnya hidup di perairan laut, juga ada yang hidup di perairan tawar.
Keuntungan porifera bagi kehidupan manusia, terutama sebagai alat gosok. Spongilla sp dapat menghasilkan spons sebagai alat penggosok berbagai alat rumah tangga seperti kaca dan pada waktu mandi, serta juga dijadikan perhiasan rumah tangga.

IX.             Kesimpulan    :
1.        Porifera adalah hewan bersel banyak atau metazoan yang paling sederhana.
2.        Habitat porifera pada umumnya di perairan laut dan juga di perairan tawar.
3.    Terdapat dua tipe pori pada tubuh porifera yaitu ostium atau ostia dan osculum atau oscula.
4.        Osculum merupakan saluran pelepasan yang terletak pada ujung pengeluaran spongocoel.
5.        Ostium merupakan pori kecil yang terdapat pada seluruh tubuh porifera.
6.        Bentuk spicula porifera bermacam-macam sehingga dipakai sebagai indikator klasifikasi.
7.        Bentuk tubuh porifera yaitu Asconoid, Syconoid dan Leuconoid.
8.        Jenis spikula porifera yaitu monoakson, diakson, triakson dan poliakson.
9.        Porifera bernafas dengan permukaan tubuhnya.
10.    Tiga lapisan tubuh porifera yaitu pinakocyte, mesohyl dan coanocyte.
11.    Ada tiga kelas filum porifera yaitu Calcarea, Hexatinellida dan Demospongia
12. Pada tubuh terdapat ruang gastral/ruang sentral disebut paragastral yang berfungsi sebagai kloaka.
13.    Spongilla sp dimanfaatkan sebagai alat gosok mupun perhiasan rumah tangga.
14.    Tubuh tidak dilengkapi dengan bagia yang dapat digerakkan


X.                Daftar Rujukan        :
Dohirman, M. dkk. 2008. Philogeny and Evolution of Class Sponges (Porifera, hexactnellida). Journal of Morphology. Vol. 57(3): 388-405.

Jasin, M. 2004. Sistematika Hewan. Surabaya: Sinar Emas.

Suharyanto. 2012. Distribusi dan Persentase Sponge (Porifera) Pada Kondisi Terumbu Karang dan Kedalaman Perairan Pulau Barrang Lumpo, Sulawesi Selatan.. Jurnal Sains dan Seni ITS. Vol. 9(3): 209-212.

Klasifikasi      :
Spongilla sp
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Porifera
Kelas               : Demospongiae
Ordo                : Dictioceractida
Family             : Dicticeractidaceae
Genus              : Spongilla
Species            : Spongilla sp



Pertanyaan               :
1.       Apa yang dapat diperoleh mengenai morfologi dan anatomi dari tubuh porifera, yang telah diamati?
Jawab : Tubuhnya terdapat pori, ada yang terbuat dari spon, terbuat dari silika atau bahan campuran kapur.
2.       Apakah semua tubuh porifera memiliki tipe dan bentuk yang sama, jika diperhatikan dari struktur dan morfologinya?
Jawab : Tidak, karena struktur pembentuk tubuh Porifera adalah berbeda pada setiap kelasnya. Karena strukturnya berbeda maka bentuknya juga akan berbeda.
3.             Dapatkah anda jelaskan hubungan antara Porifera dengan Protozoa?
Jawab : Keduanya merupakan organisasi tubuh yang masih pada tingkat seluler karena sel-sel cenderung bekerja secara mandiri dan belum adanya koordinasi.
4.          Sebutkan perbedaan antara Porifera kapur dengan Porifera silikat ditinjau dari unsur pembentuk tubuhnya!
Jawab : Perbedaannya terletak pada unsur pembentuk tubuh yaitu ada yang unsur pembentuk tubuhnya dari silikat, ada yang dari kapur  sehingga bentuknya otomatis berbeda.
5.         Buatlah kesimpulan dari hasil kajian terhadap Porifera pada tingkat filum, kelas, ordo, famili dan genus!
Jawab : Filum porifera mempunyai tiga kelas yaitu Calcarea, Hexatinellida dan Demospongia. Contoh spesies dari masing-masing kelas adalah Leucoselonia sp, Euplectella sp dan Spongilla sp. Berdasarkan bentuk tubuh porifera dibagi menjadi Asconoid, Syconoid dan Leuconoid.

Protozoa


I.                   Tanggal Praktikum  : 21 Oktober 2015

II.                Judul Praktikum       : Protozoa

III.             Tujuan Praktikum    :
Setelah melakukan praktikum diharapkan mampu:
1.    Untuk mengamati berbagai ciri yang dimiliki oleh anggota protozoa
2.    Untuk mengenal berbagai contoh spesies dari masing-masing kelas dari protozoa

IV.             Dasar Teori                :
Populasi protozoa lumen dalam jumlah besar dapat menurunkan kadar protein mikrobital yang tersedia untuk dicerna dalam usus halus. Protozoa berperan sebagai predasi terhadap bakteri rumen sehingga menurunkan efisiensi penggunaan nitrogen dalam rumen. Protozoa kelompok entodiniomorph (suku opchyoscolecidae) memakan bakteri sebagaimana mereka memakan granula pati, sehingga total aliran protein bagi usus halus berkurang (Sugoro, 2006: 48).
Protozoa sangat kosmopolit dan toleran terhadap faktor-faktor fisikokimia yang luas termasuk pH, suhu, konsentrasi oksigen dan kegaraman. Mereka tidak tersebar secara luas tetapi hidup pada habitat kecil, lingkungan yang basah seperti pada tanah dan vegetasi (Itzel, 2010: 55).
Menurut sejarahnya, protozoa hampir masuk ke dalam semua kelompok yang sekarang kita sebut sebagai protista. Seperti fungi, hewan, tumbuhan dan eukariotik uniseluler lainnya  (Rupert, 2004: 23).

V.                Alat dan Bahan         :
A.      Alat
-          Mikroskop stereo
-          Mikroskop biologi
-          Alat bedah
-          Pipet tetes
B.       Bahan
-       Larutan tepung kanji
-       Kapas
-       Air biakan, air selokan, air kolam, air laut, air sungai

VI.             Cara kerja                 :
A.      Kelas Ciliata
1. Tiga hari sebelum praktikum dibiakkan Paramecium caudatum, dengan merendam jerami dalam air. Diambil 2-3 tetes air rendaman pada bagian permukaan, diletakkan di atas kaca benda dan diamati dengan mikroskop stereo.
2.  Diperhatikan bentuk tubuh seperti sandal dengan silia diseluruh tubuh yang memiliki bentuk dan panjang yang sama.
3.  Untuk memperlambat dicampurkan dengan larutan kanji 1% atau larutan gelatin 1% atau larutan polyvinyl alkohol 15% dengan tusuk gigi, amati dengan mikroskop biologi. Diperhatikan silia, lekukan oral, vakuola makanan, vakuola denyut, makronukleus dan mikronukleus.
4.   Dibuat lingkaran dengan larutan kental pada kaca objek, ditetesi air yang mengandung Paramecium ditengahnya. Ditambahkan serbuk kasmin atau sedikit tinta cina yang telah encer. Diamati di bawah mikroskop cilia yang mengalir serbuk kasmin atau tinta cina ke lekuk oral atau ke vakuola makanan.
5.    Ditetesi larutan iodium pada sisi kaca penutup, isaplah dengan kertas saring dari sisi yang lain. Bagaimana bentuk dan keadaan Paramecium.
6.    Dibuat hirarchi taksonomi mulai dari phylum, kelas, ordo, familia, genus dan spesies.
7.    Digambarkan dan diberikan keterangan.

B.       Kelas Flagellata
1. Disediakan Euglena yang memiliki tubuh memanjang, berkromatophor hijau, sitoplasma dengan panjang 25-100 mikron. Memiliki sebuah flagellum di anterior yang dimulai dari kerongkongan. Kerongkongan bermuara ke reservoir dan kedalam reservoir ini bermuara vakuola kontraktil. Inti tunggal ditengahnya berkumpul kromatin.
2.  Pergerakan karena flagellum dan pada saat tertentu membelok dan berenang menuju sumber cahaya (fototaksis positif). Bila keadaan kering hewan ini membentuk krista dan tahan lama. Hewan ini dapat bertahan dalam gelap secara saprofitik sehingga warna hijau hilang dinamakan dengan entiolasi.
3. Reproduksi dengan membelah diri secara longitudinal, yang dimulai pada ujung anterior. Pernapasan melalui permukaan membran.
4.    Digambarkan, diperhatikan gerakan di dalam genap dan terang hewan.

C.      Kelas Rhizopoda
1.    Disediakan Amoeba proteus
2. Diambil air dari dasar perairan atau permukaan daun tumbuhan yang terendam sebanyak setengah petridish dan didiamkan.
3.    Diambil air dalam petridish tadi dengan mikroskop stereo pada pembesaran 10-20 x.
4.   Disiapkan Amoeba dengan pipet tetes sambil diamati dengan stereo, diletakkan di atas kaca benda dan diamati dengan mikroskop biologi 10X.
5. Digambarkan Amoeba dengan bagiannya: a). Ektoplasma, bagian tepi sangat transparan. b). Endoplasma, bagian dalam yang mengandung butir-butir kristal dan vakuola makanan. c). Nukleus, transparan dan sukar terlihat. d). Vakuola makanan. e). Vakuola denyut.
6.  Pada sisi kaca penutup ditetesi merah netral yang sangat encer dan diisap dengan kertas saring yang diletakkan pada sisi yang berlawanan, diamati dengan mikroskop biologi sehingga tampa vakuola makanan.
7.  Ditetesi methylene blue yang sangat encer pada sisi kaca penutup dan diisap dengan kertas saring pada sisi berlawanan.
8.    Diperhatikan nukleus dari hewan ini dengan warna biru.
9.    Diamati dan digambarkan semua morfologi Amoeba yang terlihat dalam tabel.

D.      Kelas Sporozoa
1.    Disediakan awetan Plasmodium, yang tersedia di laboratorium.
2.    Dengan mempergunakan mikroskop maka diperhatikan awetan dari Plasmodium.
3. Plasmodium memiliki bentuk tubuh bulat panjang dengan sebuah nukleus. Tidak beralat gerak dan tidak memiliki vakuola kontraktil.
4.  Apabila terdapat teman anda yang menderita penyakit malaria, diambil setetes darah dengan mempergunakan blood lancep. Ditetesi darah tersebut pada kaca benda dan diperhatikan dengan mempergunakan mikroskop.
5.    Digambarkan dalam tabel mempergunakan mikroskop.
6.    Setelah diamati maka jawablah pertanyaan berikut:
-    Apakah anggota dari protozoa semua memiliki morfologi dan struktur yang sama, jelaskan secara singkat
-       Dibuat sistematika dari anggota spesies yang diamati
-       Dibuat kesimpulan tersendiri dari masing-masing kelas protozoa
-        Diuraikan kerugian dan kegunaan protozoa dalam kehidupan manusia.

VIII.       Pembahasan   :
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa protozoa adalah hewan yang memiliki organisasi tubuh tingkat protoplasma. Artinya hewan ini memiliki organisasi tubuh yang hanya terdiri dari satu sel saja, dimana proses-proses metabolisme demi kelangsungan hidupnya erjadi di dalam protoplasma itu sendiri.
Berdasarkan hasil praktikum dari keenam preparat air yang disediakan, yaitu air biakan, air selokan, air sumur, air kolam, air laut dan air sungai tidak ditemukan jenis dari spesies protozoa dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi misalnya cara pengambilan preparat yang kurang tepat dan faktor lainnya.
Satu sel pada protozoa merupakan keseluruhan dari organisme tersebut. Protoplasma dari sel protozoa dapat mengadakan modifikasi yang digunakan sebagai alat untuk bergerak. Penonjolan yang bersifat sementara ini, selnya seperti kaki semu (Pseudopodia) sel-sel demikian ini disebut dan bersifat amoeboid. Penonjolan yang bersifat tetap terbagi dua type yaitu flagellata dan cilliata.
Protozoa terbagi empat kelas yaitu kelas Cilliata dengan contoh spesies Paramecium caudatum memiliki alat gerak berupa bulu getar, kelas Flagellata dengan contoh spesies Euglena sp memiliki alat gerak berupa bulu cambuk. Pada kelas flagellata terbagi menjadi dua subkelas yaitu phytomastigosphora yang memiliki plastida dan zoomastigosphora yang tidak memiliki plastida. Spesies pada kelas ini memiliki pellicula yang menyebabkan dapat bergerak aktif.
Sedangkan kelas Rhizopoda dengan contoh spesies Amoeba proteus memiliki alat gerak berupa kaki semu atau disebut dengan pseudopodia, dan kelas Sporozoa dengan contoh spesies Plasmodium sp tidak memiliki alat gerak karena bersifat parasit didalam tubuh. Setiap kelas pada protozoa memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan kelas lainnya.

IX.             Kesimpulan    :
1.       Protozoa merupakan hewan uniseluler.
2.       Phyllum protozoa merupakan tingkatan organisasi tubuh tingkat protoplasma.
3.    Protoplasma dari filum ini melakukan seluruh proses metabolisme demi kelangsungan hidup.
4.       Protoplasma sel ini dapat melakukan modifikasi berupa penonjolan untuk alat gerak.
5.     Penonjolan yang bersifat sementara terdapat pada psudopodia dan yang bersifat tetap pada cilliata dan flagellata.
6.      Protozoa bereproduksi secara aseksual.
7.      Kelas pada protozoa terbagi empat yaitu Cilliata, Flagellata, Rhizopoda dan Sporozoa.
8.      Kelas flagellata memiliki pellicula dan bergerak sangat aktif.
9.   Kelas flagellata mempunyai dua subkelas yaitu phytomastigosphora (memiliki plastida) dan zoomastigosphora (tidak memiliki plastida).
10.    Protozoa dapat hidup di perairan tawar, ditempat lembab, laut, ditanah dan pada hewan.


X.                Daftar Rujukan        :
Rupert. E. dkk. 2004. Invertebrate Zoology. USA: Books/cole.

Sigala, Itzel. 2010. Spatial and Temporal Distribution of Protozoa at Cueva de Los Riscos, Querretaro, Mexico. Jurnal of Cava and Karst Studies. Vol. 73(2): 55-62.

Sugoro. dkk. 2006. Pertumbuhan Protozoa dalam Tumbuhan Cairan Rumen Kerbau yang Disuplementasi Tanin Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Aplikasi isotop dan Radiasi. Vol. 2(2): 48-57.


Klasifikasi                             :

1.        Paramecium caudatum
Kingdom  : Animalia
Phylum     : Ciliophora
Kelas        : Cilliata
Ordo        : Penniculida
Family      : Parameciidae
Genus       : Paramecium
Spesies     : Paramecium caudatum

2.        Euglena sp
Kingdom  : Animalia
Phylum     : Euglenozoa
Kelas        : Eugloinodea
Ordo        : Euglenales
Family      : Euglenaceae
Genus       : Euglena
Spesies     : Euglena sp

3.        Amoeba proteus
Kingdom  : Animalia
Phylum     : Amoebozoa
Kelas        : Tubulinea
Ordo         : Tubulinida
Family      : Amoebidae
Genus       : Amoeba
Spesies     : Amoeba proteus

4.        Plasmodium sp
Kingdom  : Animalia
Phylum     : Apicomplexa
Kelas        : Aconoidasida
Ordo         : Haemosporida
Family      : Plasmodiidae
Genus       : Plasmodium
Spesies     : Plasmodium sp

Gambar Pembanding :
1.        Paramecium caudatum
2.        Euglena sp
3.        Amoeba proteus
4.        Plasmodium sp